Kisah seorang fangirl yang begitu mengidolakan biasnya.
Bagaimana jadinya jika seorang Anissa Aurellia Thomas yang selama ini sibuk dengan dunianya sendiri terlibat dengan seorang cowok yang super songong?
Apa yang akan terjadi jika cowok tersebut t...
"Can't you see that I'm the one who understand you" You Belong With Me~Taylor Swift Rizky Reynaldi Pratama
Dengan berat hati, Anissa melangkahkan kaki yang sedikit diseretnya masuk ke dalam mobil milik pemuda itu. Tak dapat disangkal, wajah Anissa saat ini terlihat kesal. Ia tidak suka dilarang oleh seorang seperti Rizky. Memangnya dia siapa sampai berhak melarangnya.
Dalam perjalanan keduanya saling bungkam. Hanya suara rintikan hujan yang terdengar. Anissa membuang pandangannya ke luar kaca mobil. Ia memperhatikan setiap bangunan yang dilewati.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sesekali, Rizky melirik melihat tingkah gadis yang berada di sampingnya itu.
"Sorry." Tiba-tiba satu kata itu terlontar dari mulut Rizky.
Hal itu membuat Anissa mengalihkan pandangannya menatap Rizky. Salah satu alisnya terangkat, masih dengan wajah yang menampilkan mimik kekesalan.
Diam, tak ada balasan dari gadis itu. Kini ia memilih memusatkan pandangan ke arah depan. Memandangi jalan arah pulang menuju rumahnya.
Mobil yang dikendarai Rizky mulai memasuki sebuah pekarangan yang dikelilingi oleh beberapa tanaman bunga dan rerumputan hijau. Tampak bersih dan rapi, menandakan bahwa halaman tersebut dirawat dengan baik.
Rizky menghentikan kemudinya tepat di depan pintu masuk rumah Anissa. Hujan siang itu masih belum reda. Anissa sibuk melepaskan seatbelt yang menghalang di tubuhnya.
"Thanks," ucap gadis itu seraya membuka pintu mobil.
Dengan sedikit tergesa, Rizky mengikuti langkah Anissa. Sebelum membuka pintu rumahnya, lengan gadis itu dicekal oleh Rizky. Membuatnya menoleh ke arah pemuda itu.
"Loe kenapa sih?" tanyanya masih dengan tangan yang memegang lengan Anissa.
"Loe marah sama gue?" sambungnya.
"Lepas," ucap Anissa pelan tapi begitu menyakitkan untuk ditangkap oleh indra pendengar.
"Loe mau sakitin tangan gue untuk yang kedua kalinya?"
Rizky tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Anissa. Menyakiti? Ini terlalu rumit.
"Gue minta maaf." Rizky melepaskan tangan lembut itu.
Anissa melangkahkan kakinya memasuki rumah. Sial, pintu rumahnya terkunci. Mau tidak mau ia harus menunggu lama agar pintu tersebut terbuka. Anissa menekan bel rumah. Gadis itu menekan terus menerus hingga akhirnya muncul seorang wanita dari balik pintu.
"Mamah kenapa pake ngunci pintu segala sih?" dumel gadis itu.
"Tadi Mbak Ranti Sa yang nutup pintu, mungkin nggak sengaja ke kunci," jelas sang Mama. "Ini siapa?" tanya Mama Ira setelah mendapati Rizky tengah berdiri mematung.
"Kenalin Tante, saya Rizky," ucap pemuda tersebut sambil menjabat tangan wanita itu. Rizky melirik ke arah Anissa sekejap lalu berkata, "Saya teman sekolahnya Anissa."