Kisah seorang fangirl yang begitu mengidolakan biasnya.
Bagaimana jadinya jika seorang Anissa Aurellia Thomas yang selama ini sibuk dengan dunianya sendiri terlibat dengan seorang cowok yang super songong?
Apa yang akan terjadi jika cowok tersebut t...
"Aku terkejut saat aku melihatmu, Rasanya seperti aku akan menangis. Mencintaimu, aku akan mengingatmu selamanya" Goodbye ~Lee Do Hyuk Anissa Aurellia Thomas~Rizky Reynaldi Pratama
Matahari sudah tepat berada di atas kepala, menunjukan waktu telah siang. Setelah tertidur beberapa jam, Anissa menggeliat di balik selimut. Perlahan ia membuka matanya yang sudah terpejam sejak tadi. Anissa mengucek mata beberapa kali untuk memfokuskan pandangannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Kak Fendy?”
“Iya baby,” jawab sang kakak dengan senyuman.
Anissa bangkit dari tidurnya dan berusaha untuk duduk meski dengan susah payah. Setelah berhasil, ia langsung memeluk kakak pertamanya itu. Hatinya tiba-tiba merasa begitu bahagia.
“Anissa kangen sama Kak Fendy, udah lama nggak ketemu.”
“Kakak juga kangen sama kamu baby girl.” Fendy mengusap punggung Anissa dengan sayang. Adik perempuan satu-satunya itu memang sangat manja.
“Kamu harus cepat sembuh, Kakak nggak mau lagi harus dapet pasien gratisan kayak gini,” ucapnya setelah Anissa melepaskan pelukan.
“Nanti Anissa bayar, mau berapa sih, tinggal sebutin aja.”
Fendy mencubit pipi chubby Anissa dengan gemas. “Bisa aja, get well son baby girl, Kakak harus ke rumah sakit sekarang.”
Setelah Fendy pergi dari kamar Anissa, Anissa mengambil ponsel. Helaan napas terdengar dari bibir Anissa. Mengambil ponsel sepertinya bukan pilihan yang tepat untuk saat ini. Pintu kamar yang terbuka membuat Anissa mengalihkan tatapannya.
“Sayang, ini Papah kamu mau bicara.” Ira menyodorkan ponsel miliknya kepada Anissa yang disambut dengan suka cita.
“Papaah ... ” rengeknya dengan suara manja.
“Sayang, anak gadisnya Papah kenapa? Kok Mamah bilang kalau kamu sakit?”