Lisa Part
"Lisa? Lisa? Hei, Lalisa!?"
Lisa mengatupkan mulutnya yang terbuka dan menguap tanpa rasa sungkan. Di hadapannya sudah duduk manager dan seorang perwakilan dari Big Hit Entertaimen.
"Untuk sementara tidak ada yang bisa kita lakukan selain menjauhkan mereka. Tapi, itu tidak akan terjadi tanpa kerja sama dari kedua belah pihak."
Secara otomatis alis Lisa terangkat, rasa ngantuk yang dari tadi menyerangnya tiba-tiba menghilang begitu saja. 'Menjauhkan mereka'. Definisi 'mereka' itu bukankah terlalu berlebihan? Lalu di mana bastard itu? Lisa harus memaksakan kakinya melangkah masuk ke ruangan dan mendengarkan obrolan konyol ini sedangkan dia?
"Shit! Kenapa dia juga tidak diundang?"
"Lisa!" Maaf, dia sudah tidak tidur sejak dua hari yang lalu," managernya mendelik memberi isyarat agar Lisa menutup mulutnya.
"Aku diminta untuk datang ke sini sedangkan dia hanya mengirimkan manager dan perwakilan dari agensinya. Memangnya dia siapa? Pangeran? Anak presiden? Bisa, kan kalian selesaikan masalah ini tanpa melibatkanku."
"Suttss.. Lisa. Please, tutup mulutmu. Kumohon hanya 3 detik saja," Manager Lisa mundur dari tempat duduknya dan berbisik padanya.
Manager berambut ikal itu tampak kesal. Tapi, Lisa tidak peduli.
"Jungkook sedang melakukan world tour sehingga dia tidak hadir di sini."
"Peduli amat!"
Manager Lisa tampak duduk dengan pasrah melihat perilakunya.
"Ahjuma manajernya? Katakan padanya aku sama sekali tidak peduli padanya."
"Maaf," seorang lelaki yang duduk di samping wanita itu menyela. "Ini, Nona Sunmi. Dia bukan manager Jungkook. Saya, Park Nam, manajernya, sedangkan beliau adalah...."
Wanita yang bernama Sunmi itu melipatkan kedua tangannya di dada seakan tidak terjadi apa-apa. Namun dari sikapnya, ia tentu merasa kaget melihat sikap Lisa.
"Katakan padanya aku juga korban. Gara-gara gosip sialan ini, aku dicap sebagai perempuan gampangan yang tidak tahu malu, agresif, menyedihkan, apalah itu yang mengejar-ngejarnya."
Lisa berdiri dan berjalan keluar setelah membanting pintu dengan keras.
"Apa Kau sudah gila?" Managernya berlari mengikuti dari belakang.
"Apa pengaruhnya? Aku sudah dicap perempuan tidak tahu malu yang cintanya bertepuk sebelah tangan. Apa ada yang lebih parah lagi?"
Managernya menabrak punggung Lisa yang berhenti begitu saja dan berbalik dengan tiba-tiba.
"Oppa, ini semua salahmu. Kau yang memintaku ke sini. Rasanya harga diriku seperti diinjak-injak oleh mereka. Kembalilah ke sana dan buat perhitungan dengan mereka atau 'AKU' yang akan membuat kekacauan di dalam sana!!" kata Lisa dengan penekanan yang cukup membuat managernya bergeming.
Jungkook Part
"Nunna, aku sedang sibuk sekarang."
"Bangunlah, ada hal penting yang harus kita bicarakan."
Jungkook mengibas selimut yang menutupi badannya dan duduk dengan malas.
"Ada apa?" wajahnya tampak kusut.
"Apa managermu belum memberitahu? Saat kau di Amerika, Kami melakukan pertemuan dengan pihak YG."
"Lalu? Nunna sudah meluruskan semuanya? Aku akan menjaga jarak selama tampil di acara televisi. Ia juga harus melakukan hal yang sama. Nunna sudah minta agar ia menjaga sikapnya? Aku tidak ingin menimbulkan salah paham nantinya."
Wanita yang dipanggilnya nunna itu tampak menghela napas.
"Aku setuju. Jaga jarak darinya, bila perlu jangan melirik apalagi mengedipkan mata setiap kali ia ada di sekitarmu. Sudah. Beres, kan?"
Jungkook mengernyit. Tidak biasanya ia melihatnya marah. Selama bekerja di perusahaan yang sama, wanita ini selalu menunjukan sikap tenang dan tegas ketika mengurusi 'masalah' artis atau idol di perusahaan mereka. Itulah sebabnya ia menganggap wanita ini sebagai kakaknya.
"Sepertinya tidak berjalan baik," ujar Jungkook sembari tersenyum tipis.
"Lakukan saja saran dariku."
"Memangnya aku robot? Bisakah berikan saran yang bisa dimengerti oleh umat manusia?"
"Dia justru mengatakan kalau dialah korbannya."
"Senyumannya dan gerak-geriknya membuat fansku salah paham. Akibatnya banyak yang memasangkan kami sebagai sepasang kekasih. Aku dirugikan dalam masalah ini. Meskipun dia mungkin punya perasaan padaku, harusnya ia lebih berhati-hati. Kenapa aku yang disalahkan?" Jungkook melemparkan pertanyaannya dengan cepat.
"Pokoknya aku tidak mau bertemu dengannya lagi!! Kalau kau mau katakan sendiri padanya."
Wanita itu berjalan menuju pintu.
"Sunmi Nunna, kenapa membentakku?"
"Dia memanggilku dengan Ahjuma," katanya lalu mendengus kesal.
Mendengar itu Jungkook tertawa keras.
"Diamlah!" Wanita itu melemparkan bantal ke arah Jungkook.
"Harusnya aku ada di sana."
Wanita itu tersenyum kecut. "Memangnya kau tau dengan apa ia menyebutmu?"
Jungkook masih tertawa bahkan berguling di tempat tidur.
"Bartard..."
Jungkook langsung terdiam. Guling yang dipeluknya dilemparkan begitu saja ke lantai.
"Sekarang masih mau bertemu langsung dengannya?" Sunmi Nunna bertanya dengan nada berisi tantangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol Shipper Syndrome
Roman d'amourLisa: Si brengsek Memangnya kenapa kalau aku memanggilnya dengan sebutan itu? Gara-gara kesalahpahaman aku dicap sebagai 'patah hati nasional'. Mereka mengecapku sebagai gadis yang cintanya ditolak sementara dia? Dengan syndrome narsis tingkat para...