Lisa Part
"Jungkook! Dia Jungkook Lisa!" Jieun Unni berjalan mondar-mandir.
Renata duduk di sofa melemparkan pandangan pada Lisa. Lisa tak bisa menjelaskan, baik kepada Renata maupun kedua unni-nya ini.
"BTS....!" pekik Jieun manajer Lisa ini. "Bisa bayangkan kalau kalian ketahuan. Bisa-bisa jadi skandal besar," katanya dengan intonasi histeris.
Hina Unni masih diam. Ia masih zonk.
"Sejak kapan?" tanya Jieun Unni. "Aku, Hina, bahkan Liam tak tahu apa pun. Bagaimana bisa kami tidak menyadarinya??"
"Maaf, Unni," kata Lisa. Ia tak akan membela diri.
"Tunggu sampai Liam Oppa bicara dengan Jungkook. Kau harus jelaskan padanya sejelas-jelasnya."
Lisa menundukan kepala.
"And you!" Jieun menunjuk Renata, "aku percaya padamu. Bagaimana bisa kau menghianati kepercayaanku?"
"Maaf," jawab Renata, "mereka tampak cute...."
Jieun mendelik padanya.
"Bukan salahnya. Aku yang memaksanya," kata Lisa berbohong.
"Seharusnya kau jujur Lisa supaya kalau ada apa-apa, kami tidak panik dan shock seperti ini! Kalau ada apa-apa kamilah yang kena omel dari atas."
Liam Oppa sudah kembali. Ia berdiri dan meminta Hina untuk mengajak Lisa masuk ke kamar. "Sudah malam, kita bicara besok," katanya tegas, datar, dan inilah yang menakutkan bagi Lisa.
"Oppa..." Jieun tampak keberatan.
"Kau juga butuh istirahat. Besok pagi aku jemput ya Lisa. Kalian mau menginap di sini atau kuantarkan pulang?" tanyanya.
"Aku di sini," kata Hina Unni.
"Aku pulang saja," kata Jieun datar. Ia tidak pamit pada Lisa dan Renata. Ia berjalan begitu saja ke ruang tamu, " ayo Oppa!" ajaknya tanpa menoleh.
Jungkook Part
"Dia tidak mengangkat telepon dariku."
"Mungkin HP-nya disita," kata manajernya santai.
"Sekelas Blackpink?"
"Aku hanya mengira-ngira saja. Paling mereka akan mengembalikannya. Mereka harus memastikan informasinya tidak bocor."
"Ini bukan salahnya."
"Beginilah sistem kerja kita Jungkook. Kau adalah produk agensi. Kita semua tak mau ada masalah ke depannya. Kurasa, kau harus jujur pada manajemen supaya kami bisa melindungi privasimu."
Jungkook mengangguk.
"Palingan besok kau akan ditelepon oleh manajemen sebelah terkait hubungan kalian."
"Bukan besok, Hyung..." Jungkook menunjukan nomor baru yang tertera menghubungi HP manajernya.
"Mereka pasti menganggap ini sangat urgent hingga meneleponmu di tengah malam," kata manajernya.
"Biarkan aku bicara dulu, Hyung," usul Jungkook.
Jungkook heran melihat perilaku manajernya yang tampak tenang.
"Maaf, aku sudah melaporkan hubungan kalian ke manajemen. Sajangnim kita sudah tahu, makanya ia meminta kami mengawasimu saat berkencan dengan Lisa."
Jungkook baru tahu rahasia ini.
"Mereka menelepon lagi," tunjuk Jungkook.
"Hallo," jawab manajernya. Ia mengulurkan HP itu kepada Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol Shipper Syndrome
Roman d'amourLisa: Si brengsek Memangnya kenapa kalau aku memanggilnya dengan sebutan itu? Gara-gara kesalahpahaman aku dicap sebagai 'patah hati nasional'. Mereka mengecapku sebagai gadis yang cintanya ditolak sementara dia? Dengan syndrome narsis tingkat para...