Mereka baru saja turun dari pesawat setelah menyelesaikan jadwal di Thailand. Kerumunan orang langsung menyerbunya. Baru saja sampai, Lisa melihat kumpulan orang yang memegang banner berukuran besar.
"PULANGKAN LISA. SURUH DIA VAKUM!"
Lisa tersenyum ke arah mereka dan membungkuk dalam. Ia menundukan kepalanya saat melewati kerumunan.
Di berbagai media sosial, Pann dan SNS muncul seruan untuk memintanya berhenti jadi member Blackpink. Iklan yang seharusnya menjadi milik mereka dibatalkan. Lisa benar-benar merasa bersalah pada para membernya.
Di saat yang sama, muncul permintaan ke agensi mereka yang meminta Lisa berhenti sebentar agar tidak mengganggu kegiatan member lainnya.
"Kau tidak layak untuk Jungkook!" Yeri terus mengirim sms padanya. Sms yang sama setiap hari.
"Jauhi Jungkook."
Ia tidak ingin menangis di depan membernya lagi. Mereka sudah cukup lelah dengan semua jadwal dan pemberitaan mereka. Lisa mengasingkan dirinya di tangga darurat apartemen mereka. Di situlah ia duduk sambil menangis, dan dari situlah, ia mulai mendengar lagu Jungkook dan meneleponnya.
Ya. Ia melakukan kesalahan lagi. Kepalanya terlalu penuh. Ia ingin melakukan hal gila yang selama ini selalu dihindarinya. Ia ingin melampiaskan semua rasa frustasinya dengan berbuat hal gila dan membiarkan amarahnya mengambil alih. Ia meneleponnya untuk mendengar suaranya. Ia mengesampingkan akal sehatnya dan berontak pada dirinya sendiri.
Kenapa mereka bersikap begitu tidak adil padanya? Mulai sekarang, ia akan jadi orang yang egois.
Jungkook Part
Entah sudah berapa lama ia menangis di sini. Jungkook tidak langsung mendekatinya. Ia memperhatikan dengan lekat gadis itu sedang duduk di tangga, menelungkupkan kepalanya dan menelan tangisnya sendirian.
Jungkook menurunkan galon yang dibawanya dan melepaskan maskernya.
"Aku ingin tahu, apa yang dilakukan gadis cantik ini sendirian di sini?"
Lisa Part
Suara itu.
Lisa mengangkat kepalanya pelan dan sesenggukan. Meskipun kabur, ia bisa menebak siluet orang yang duduk di depannya.
Jungkook.
Ia pun memeluknya dan bersandar di dadanya yang lapang.
Jungkook Part
Jungkook menyematkan jemarinya diantara rambut Lisa yang tergerai. Ia menahan rasa kram yang dari tadi menjalar di kakinya.
"Bagaimana kau bisa sampai di sini tanpa ketahuan?"
Jungkook mengarahkan pandangannya pada galon yang ada di bawah tangga.
"Aku menyamar menjadi tukang air. Aku bisa menyamar jadi apa saja supaya bisa menemuimu."
"Maaf."
Jungkook menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak suka kau menangis sendirian."
"Aku akan menjadi orang jahat."
'Aku suka orang jahat."
"Aku akan membuatmu dalam masalah."
"Tidak apa-apa."
"Aku juga akan berbuat jahat pada memberku."
Jungkook menepuk punggung Lisa.
"Aku..."
"Sutsss... Istirahatlah," Jungkook menenangkan Lisa.
"... mungkin akan merebutmu dari Yeri."
Jungkook melepaskan pelukannya dan mendekap kedua bahu Lisa dengan tangannya. Ia menatap Lisa, mencari penegasan dari pandangan nanar gadis itu. Jungkook menghapus air mata Lisa dengan jemarinya dan mengecup keningnya.
"Apa kubilang. Kau sangat menyukaiku. Dasar bodoh," suaranya terasa serak menahan gejolak yang muncul.
"Kau juga menyukaiku, Lalisa Manoban."
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol Shipper Syndrome
RomanceLisa: Si brengsek Memangnya kenapa kalau aku memanggilnya dengan sebutan itu? Gara-gara kesalahpahaman aku dicap sebagai 'patah hati nasional'. Mereka mengecapku sebagai gadis yang cintanya ditolak sementara dia? Dengan syndrome narsis tingkat para...