Jungkook tidak bisa menemui Lisa. Inilah kehidupan Idol yang sebenarnya. Ada banyak staf, manajer yang selalu mengawasi, fans, kamera di mana-mana, dan wartawan yang gila berita. Perkataan Nam Joon Hyung sangatlah tepat, hanya keajaibanlah yang membuat mereka bisa bertemu. Ironisnya, keajaiban tidak terjadi setiap hari.
Jungkook pun menelepon Lisa. Ia ingin memastikan Lisa baik-baik saja.
"Kau bilang ada yang ingin kau katakan padaku."
Jedah.
"Benarkah? Aku lupa."
"Aku merindukanmu. Pasti itu yang ingin kau katakan padaku," godanya. Ia membayangkan senyuman Lisa.
"Mulai lagi."
Jungkook tertawa, "tadi itu keren sekali. Penampilan kalian. Aku bangga pada kalian, khususnya pada gadisku."
"Terima kasih. Kalian juga semakin menakjubkan. Aku tidak bisa mengedipkan mataku dari layar."
"Lama-kelamaan cara bicaramu sama sepertiku."
"Aku mulai ketularan gombalanmu."
"Besok kami mulai syuting lagi. Kami akan syuting seharian."
"Aku pasti akan menonton acara kalian. Usahakan untuk tidak memegang HP saat bekerja. Pada saat kau sedang serius melakukan sesuatu ataupun bermain bersama membermu, pesonamu semakin bertambah. Kau tahu maksudku, kan?"
Kalau saja Lisa di sini, ia pasti sudah menariknya dalam pelukan karena begitu tersentuh dengan kata-katanya, "terima kasih karena sudah memahamiku."
"Sama-sama."
Jungkook mengetukan jemarinya di meja. Ingin sekali ia mendekap gadis itu, dan melindunginya.
"Tetaplah menjadi Lisa yang kuat dan semberono. Apa pun yang terjadi, tetaplah bersamaku. Aku akan selalu melihatmu. Kau paham, kan maksudku?"
Terdengar tawa renyah Lisa, "siap Bos!"
"Aku akan meneleponmu nanti. Aku tidak bisa terus mencari alasan untuk telepon lama-lama. Manajerku sudah mengawasi dari tadi."
"Baiklah, Nona Lisa. Aku akan mendengar suaramu lagi nanti. Jaga dirimu. Bye."
"Bye."
Lisa Part
"Sepertinya sudah ada yang menemukan jawabannya."
Lisa meletakan kepalanya di pangkuan Rose.
"Aku mungkin sudah menemukan jawabannya. Tinggal menunggu efeknya."
Lisa melirik ke atas, Rose sepertinya tidak begitu menyimaknya. Sahabatnya itu sibuk dengan HP-nya. Ia merebut HP-nya dan memeriksa dengan siapa Rose berikirim pesan.
"YAA, Lisa!!!"
"OH, demi apa, pun. Aku melihatnya dengan jelas. Jin Sunbaenim. Waow!"
Rose mengambil kembali HP-nya dan mengerucutkan bibirnya.Cute sekali!
"Mereka sibuk sekali. Ia tidak bisa membalas pesanmu setiap saat," hibur Lisa, "kau harus bersabar. Toh, kita juga punya jadwal."
"Tidak sesibuk mereka. Walaupun demikian, Jungkook selalu menyempatkan waktunya untuk meneleponmu."
"Tidak setiap saat kok. Mungkin aku baru bisa mendengar suaranya lusa atau dalam beberapa hari kemudian. Mereka akan syuting di luar negeri. Kamera akan merekam semua aktivitas mereka, bahkan saat tidur."
"Benar sekali. Aku teringat saat Blackpink Diary. Kita sudah terlalu lelah dan ingin cepat merebahkan punggung di kasur. Tidak punya tenaga yang tersisa. Oh, ya, Kau sudah menelepon orang tuamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol Shipper Syndrome
RomanceLisa: Si brengsek Memangnya kenapa kalau aku memanggilnya dengan sebutan itu? Gara-gara kesalahpahaman aku dicap sebagai 'patah hati nasional'. Mereka mengecapku sebagai gadis yang cintanya ditolak sementara dia? Dengan syndrome narsis tingkat para...