Dengan satu syarat....
Pertemukan aku dengan seseorang.
Lisa Part
Dua bulan berlalu, tak terasa, Lisa sudah menjalani pekerjaannya sebagai juri. Ia mendapatkan undangan untuk makan malam di rumah Kun. Juri yang lain juga akan datang.
"Aku mengudang beberapa kenalanku. Kau tidak keberatan, kan?"
"Tentu saja, Kun."
"Ayo masuk!" Kun mempersilahkan Lisa dan manejernya ke dalam rumahnya.
di dalam sudah cukup ramai, ada beberapa PD yang dikenalnya, beberapa artis dan aktor senior China, juri....
Lisa tersenyum lebar. Makan malam ini dipenuhi orang-orang terkenal.
dan......
"Jungkook Ssi?" kata manajer yang berdiri di sampingnya.
Tidak mungkin! Manejernya benar. Ada Jungkook.
Ya, Tuhan! Gumam Lisa dalam hati.
Jungkook Part
"Bagaimana kau bisa mengenal Kun?"
Lisa berdiri tak jauh darinya. Gadis itu berbicara dengan lirih tanpa memandangnya. Di tangannya, ada sebuah piring berisi makanan.
"Kenapa? Memangnya kenapa?"
"Berhenti membalikan pertanyaanku."
Lisa akhirnya menoleh padanya.
"Jackson yang mengenalkan kami."
Lisa terdiam.
"Dia keren juga. Kami cepat dekat. Kupikir, kami bisa jadi teman bahkan best friend."
"Omong kosong!"
Jungkook tersenyum tipis, "apa itu mengganggumu?"
"Terserah apa maumu. I dont care" Lisa berbalik lalu tiba-tiba berhenti, "kenapa aku merasa kau terobsesi padaku?"
Jungkook mengeraskan rahangnya.
"Aku tidak tertarik padamu sedikit pun. Jadi, hentikan permainanmu yang kekanak-kanakan ini."
Lisa Part
"Kenapa kau tidak tertarik?" tanya Jungkook.
"Karena kau narsis dan gila."
"Narsis dan gila bukan tipe membosankan. Seru juga."
Lisa menatapnya kesal, "kau bisa cari terget lainnya."
"Sudah," Jungkook membidik Lisa dengan jemarinya lalu mengerling.
Lisa menahan diri untuk tidak terpancing di tengah kerramaian ini. Ia pun lebih memilih untuk ke kamar mandi. Setidaknya, ia bisa menjauh dari Jungkook.
Lisa menyalakan keran di wastafel dan membasuh wajahnya. Ia menatap pantulan dirinya di kaca lalu menoleh karena ada suara dari dalam bilik. Ia melangkah dan menggeser pintu kaca tempat shower dan menemukan seorang pria sekitar 30-an sedang terduduk di lantai dengan kepala bersandar di dinding kaca. Tangan sebelah kanannya menggenggam suntik.
Lisa menutup mulutnya dengan telapak tangan sembari menjerit tertahan. Lelaki itu mengangkat wajahnya dan berusaha berdiri dengan oleng. Lisa mundur dengan takut, ia baru saja mengunci pintu kamar mandi dari dalam. Artinya ada mereka berdua sekarang di dalam.
"Oppa?" panggil Lisa. Seingatnya, tadi manajernya mengantarnya sampai ke depan toilet.
"Maaf, aku tidak tahu kalau ada orang di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol Shipper Syndrome
RomanceLisa: Si brengsek Memangnya kenapa kalau aku memanggilnya dengan sebutan itu? Gara-gara kesalahpahaman aku dicap sebagai 'patah hati nasional'. Mereka mengecapku sebagai gadis yang cintanya ditolak sementara dia? Dengan syndrome narsis tingkat para...