Mungkin yang terlihat dari luar, ia tampak tenang, tapi dalam hatinya ia merasa gusar, terlebih karena terkuaknya hubungan Jenny dan Kai.
Lisa duduk di belakang member BTS. Walaupun demikian, ia sadar kalau Jimin sedang mengadu pada leadernya tentang kelakukan Jungkook. Hampir saja air mata Lisa tumpah. Ia sudah berjuang sejauh ini. Bahkan, ia harus meninggalkan negara dan orang-orang terkasihnya. Seringkali menerima cemooh dari netizen dan antifans, belum lagi pandangan remeh orang-orang terhadapnya. Ia mati-matian latihan siang dan malam untuk mengejar mimpinya. Kenapa ia harus mengalami semua ini?
Kuncinya ada pada dirinya. Ia harus kuat dan berpikiran rasional.
**********
"Jangan meladeni member BTS lagi, Rose. Bahkan jika mereka yang mengajakmu berbicara," Lisa duduk di tepi ranjang Rose.
Rose meletakan buku novelnya di samping bantal.
"Kami kan hanya ngobrol biasa."
"Dampaknya akan sangat besar. Mereka punya fans yang kuat. Kau tidak akan sanggup menghadapinya. Belum lagi, kita punya kontrak..."
"Kau berbicara seakan-akan kami berkencan," potong Rose.
"Bukan begitu," Lisa mengatur napasnya, "dengar. Tadi kau lihat sendiri kan situasinya? Apa tadi itu masih kurang? Aku hanya menyarankan agar kita hati-hati."
"Masa bodo dengan hal itu Lisa. Terkadang , kita tidak perlu memikirkan pandangan orang selama itu bertentangan dengan fakta sebenarnya. Kupikir, membatasi pergaulan kita hanya akan membuat kita terisolasi dari sosial."
Lisa berdiri. Ia memilih untuk keluar kamar. Akan tetapi, ia berbalik dan melipat kedua tangannya di dada.
"Hei, Rose. Aku berlatih keras bukan untuk mendengar kata-kata 'masa bodo' darimu. Aku jauh-jauh ke sini untuk menjadi penyanyi. Kau boleh ngobrol dengan siapa pun hanya saja perhatikan lingkungan sekitarmu. Kita semua lelah. Aku tahu itu apalagi setelah berita itu keluar dan tidak berharap ada skandal lainnya lagi. Kau dengar aku??!" kata Lisa dengan nada tinggi.
"Lisa. aku iri melihat idol lain yang masih bisa bersosialisasi dengan lawan jenis, tidak seperti kita. Beberapa dari mereka terang-terangan mengumumkan persahabatan dengan lawan jenis walaupun tidak semua, seperti Aille dan Eric Sunbaenim atau Heechul dan Hani Sunbaenim. Ya, mungkin ada cibiran, tapi aku yakin pandangan masyarakat bisa berubah. Kita juga manusia."
"Aku hanya mengkuatirkanmu. Aku tidak mau kau menerima koementar negatif sepertiku."
Rose menggelengkan kepala, "bahkan tanpa melakukan apa pun, kita tetap akan menerima komentar negatif, Lisa."
Jungkook Part
Jungkook dan membernya sedang dalam mobil menuju apartemennya. Jam sudah menunjukan pukul 03.00 dini hari.
Di kursi depan ada manejernya, sisanya duduk di deret belakang.
Bagi idol seperti mereka, HP adalah hiburan sekaligus pelampiasan dari terkukungnya kebebasan mereka.
"Buka HP-mu," bisik Ho Seok.
Jungkook mengambil Hpnya dari saku jas dan mengernyit sementara Ho Seok tersenyum. Kalau sudah begitu, Jungkook tahu, pasti pemuda itu akan menganggunya.
Sebuah group baru? Meski terpaksa, Jungkook membuka group itu. Dalamnya hanya ada dia, Ho Seok (J-Hope), dan Jimin.
"Aku mendengar pembicaraan kalian kemarin malam di kamar. Tentang Lisa," Ho Seok memulai group tersebut dengan boomerang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol Shipper Syndrome
RomanceLisa: Si brengsek Memangnya kenapa kalau aku memanggilnya dengan sebutan itu? Gara-gara kesalahpahaman aku dicap sebagai 'patah hati nasional'. Mereka mengecapku sebagai gadis yang cintanya ditolak sementara dia? Dengan syndrome narsis tingkat para...