"Shit!"
Jungkook menundukan kepala. Topi hitamnya direndahkan agar bisa menutupi wajahnya. Langkahnya pun dipercepat.
"Itu Jungkook!"
Jungkook berpura-pura tidak mendengarkan.
Ia masuk ke dalam mobil dan memasang seat belt dengan tergesa-gesa. Mobil di belakangnya mengikuti. Ada yang mengapitnya dari kedua sisi.
"Di mana?"
Jungkook menekan tombol speaker di mobilnya.
"Aku tidak bisa bicara sekarang," Jungkook memanggapi suara Ho Seok.
"Apa kau bersama dengannya?"
"Tidak."
Jungkook melirik pada kaca spionnya. Ia berputar dan masuk ke dalam gang, menghindari jalan raya.
"Di mana? Jin bilang padaku kau di tempat gym, tapi kenapa sampai jam segini...."
"Ada sasaeng yang sedang mengikutiku sekarang, Hyung," potong Jungkook. Ia menoleh ke belakang, melewati kursi penumpang. Kedua mobil itu menyusulnya. Ia bisa menangkap kamera yang keluar dari jendela dan diarahkan padanya.
Jungkook semakin melajukan mobilnya. Ia menatap GPS-nya berharap ada sedikit pertolongan. Mobil lain datang dari arah berlawanan. Jungkook terkejap. Ia terkepung sekarang.
Jimin Part
Ho Seok sedang menguyah dengan santai sambil berbaring di sofa. Tangannya memeluk toples, sesekali ia memasukan keripik dalam mulutnya. HP dijepitnya diantara dagu bawah dan pundaknya.
"What??"
Ia tiba-tiba mengusap tangannya di kaos. Jimin mengamatinya dengan ekspresi jijik.
"HYUNG!" Ia langsung berteriak setelah menghempaskan begitu saja toples itu di sofa.
"Ada apa?" Jimin menghampirinya. Kepanikan yang melekat pada ekspresi Ho Seok kini menjalar juga padanya.
"Berisik!" Nam Joon Hyung muncul dari dalam kamar. Rambutnya kusut, wajahnya juga tampak bengkak.
"Sebaiknya kau berikan alasan yang bagus kaena sudah menghabiskan cemilanku dan membangunkanku."
"Hyung, Jungkook dikejar sasaeng."
Nam Joon tampak mengusap matanya dan melebarkan pupilnya.
"Hemm??"
"Mereka mengejar mobilnya. Mereka memburunya seperti orang gila."
Jimin langsung mencari HP-nya agar bisa menghubungi manajer mereka. Nam Joon juga langsung berlari ke kamarnya.
Lisa Blackpink
Lisa menutup mulutnya dengan telapak tangan. Ia berusaha mati-matian agar tawanya tidak terdengar penumpang lainnya. Jisoo yang tertidur di sampingnya, reflek menarik selimut hingga ke leher. Lisa hanya menoleh sekilas lalu melanjutkan lagi kesukaannya. Apa lagi? Membaca webtoon favoritnya.
Jenny yang ada di kursi seberang terkejap dan bangun. Dengan panik, tangannya meraba-raba, mencari HP-nya. Lisa menggelengkan kepala melihat tingkah Jenny. Gadis itu menancapkan charger HP kemudian mendesah lega.
Rose menurunkan penutup matanya dan mencondongkan kepalanya. Ia mendorong kening Jenny yang acuh.
"Lisa, kenapa tidak tidur? Perjalanan kita masih panjang," tanyanya dengan suara rendah.
"Asik. Aku ketagihan membaca webtoon ini."
Jenny menarik ujung baju Rose memberi sign agar ia segera merebahkan punggungnya. Keduanya tampak sedang berbisik. Lisa dapat melihat dari ujung matanya, kedua gadis itu mengamatinya. Namun, Lisa tidak menggubrisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol Shipper Syndrome
Lãng mạnLisa: Si brengsek Memangnya kenapa kalau aku memanggilnya dengan sebutan itu? Gara-gara kesalahpahaman aku dicap sebagai 'patah hati nasional'. Mereka mengecapku sebagai gadis yang cintanya ditolak sementara dia? Dengan syndrome narsis tingkat para...