I wear mask again and go to you. But i still want you.
Bloomed in the garden of loneliness, a flower that resemble you.
I want to give it to you......
Lisa langsung melepaskan headset-nya dan berlari ke dapur. Di sana ia melihat bunga lilynya mekar dan bercahaya di bawah lampu. Ia menangis. Untuk pertama kalinya karena seorang laki-laki.
"Lisa, aku lapar sekali. Ayo kita buat ramen!" Jisoo keluar dari kamarnya. Lisa berbalik dan menatap nanar Jisoo. Gadis itu tersihir, ia menemukan ada air mata yang tertahan dari kelopak Lisa.
"Dia terus menungguku Unni. Bagaimana ini?" tangis Lisa pecah.
"Lisa..." Jisoo pun ikut sedih.
Ia mendekat dan ingin memeluknya, tapi Lisa menolak.
"Aku menangis karenanya. Aku tidak mau menangis karenanya, Unni. Aku tidak ingin jadi orang egois. Aku tidak bisa menghancurkan semuanya yang kita raih. Aku membencinya karena membuatku sedih."
Jenny dan Rose berlari setelah mendengar tangis Lisa yang jarang sekali terlihat.
"Ada apa?" Rose tampak kuatir. Jisoo hanya memajukan telapak tangannya, meminta keduanya tidak mendekat.
"Aku merindukannya. Maafkan aku, Unni. Maaf."
Lisa duduk di lantai sambil mengatupkan kedua telapak tangannya di wajah. Luka yang selama ini dipendamnya membuih menjadi isakan tangis. Ia menangis entah berapa lama.
Tanpa sepengetahuannya, mata Rose dan Jisoo ikut berkaca-kaca. Jenny masuk ke kamarnya, seperti biasa, menyembunyikan empatinya.
Jungkook Part
"Kau tidak minum?" tanya Nam Jooon. Jungkook hanya melirik soju itu sekilas. Kemudian, meminumnya hanya dalam sekali teguk.
"Kalau kau memang merindukannya, temuilah dia."
Jungkook bingung akan perkataan leadernya itu.
"Aku tidak tahan melihatmu seperti ini terus, Jungkook."
"Seandainya, ada orang yang melihat kami. Dia bisa terkena masalah. Groupnya tidak bisa comeback sampai sekarang. Dia pun pasti tidak akan mau menemuiku, Hyung."
"Itu bukan kesalahanmu atau dia. Tidak ada yang salah."
"Aku akan bersabar. Aku pasti bisa bicara dengannya suatu hari nanti."
"Kalau begitu berhentilah menjadi gila dan lanjutkan hidupmu. Kau pikir aku tidak tahu apa yang kau lakukan? Penata rias, coordy, pelatih dancer, bahkan sahabatnya. Kau mendekati mereka semua. Kau juga mengunjungi gedung apartemennya setiap malam. Apa Kau sadar itu? Kau mulai kehilangan kewarasanmu! Tanpa menemuinya pun, orang -orang akan mulai curiga dengan kebiasaan anehmu itu."
Sudah ada dua orang yang mengatakan hal yang sama. Mereka bilang, kalau ia gila dan terobsesi pada Lisa.
"Aku mungkin sudah tidak waras," gumam Jungkook lalu menuangkan soju lagi ke dalam gelasnya.
Jenny Part
Jenny berdiri di depan pintu rumahnya, melipat kedua tangan di dada. "Tidak di rumahku juga Oppa."
Manegernya mendesah dan mengalah. Ia menoleh pada bodyguardnya.Mereka pun berbalik dan masuk ke dalam mobil. Jenny menarik tangan Rose masuk dalam pekarangan rumahnya dan menutup gerbang.
Setelah keduanya pergi, dua laki-laki dengan jaket hitam dan masker muncul dari semak-semak.
"Jin!" Pekik Rose.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol Shipper Syndrome
RomantizmLisa: Si brengsek Memangnya kenapa kalau aku memanggilnya dengan sebutan itu? Gara-gara kesalahpahaman aku dicap sebagai 'patah hati nasional'. Mereka mengecapku sebagai gadis yang cintanya ditolak sementara dia? Dengan syndrome narsis tingkat para...