Lisa dan Jenny tidur berpelukan.
"Masih terasa aneh," jawab Lisa jujur, "Aku tidak pernah berharap bisa berpacaran secepat ini. Tidak pernah berpikiran untuk berpacaran. Never."
"But why?"
"Karena dia aneh."
"Sama ya. Kalian berdua."
"Kalau dia tidak narsis, brengsek, dan sinting, mungkin aku tidak akan berpacaran dengannya."
"Apa Unni masih belum bisa move on dari Kai?"
"Sudah. Waktu itu, kami kurang hati-hati. Itu adalah kisah lama."
"Aku iri padamu Lisa. Kau impulsif, semberono, dan berani. Dalam situasi tertentu, kau bisa begitu keren," kata Jenny lagi.
"Hari ini ada dua orang yang memujiku."
Lisa tersenyum sendiri.
"Unni, kau galak, tapi sangat peduli pada kami. Kau melindungi kami, membuat sarapan, pendengar yang baik, dan selalu mendahulukan kami daripada dirimu sendiri," Lisa mempererat pelukannya.
Jisoo dan Rose yang asik curhat di bawah lompat ke ranjang.
"Sudah selesai sesi curhatnya?" tanya Lisa.
"Dia terus mengulang cerita dimana Jin memasangkan gelang di tangannya," Jisoo mengadu.
Rose tersipu malu.
Jungkook Part
Sebuah tangan merogoh cereal yang ada di laci penyimpanan paling atas. Ia mengusap debunya dan membaca tanggal kadaluarsanya.
"Masih dua hari lagi."
"Bagus!" Jungkook menanggapi Nam Joon dengan semangat. Ia mengambil mangkuk dan meletakan sekerdus susu di meja.
Nam Joon menggoyangkan kardus cereal itu dan memindahkannya di mangkuk masing-masing.
"Akhirnya, syuting selama satu bulan ini usai. Mari merayakannya!"
"Ngomong-ngomong," kata Jungkook sembari menuangkan susu, "Aku sudah bosan membicarakan tentangku terus. Sekali-kali aku ingin mendengar tentang cerita Hyung."
"Cerita apa lagi. Hidupku membosankan."
"Bagaimana dengan Jenny? Kalian bermusuhan sekarang?"
"Memangnya sejak kapan kami berteman. Awalnya, aku memang mengagumi bakatnya. Andaikan sifatnya juga cantik."
"Oh, jadi, dia cantik..."
"Sudahlah, makan saja. Malam ini kau akan meninap di sini, kan?"
"Tentu. Aku sudah janjian dengan Lisa. Untuk hari ini, kami akan lebih fokus pada member kami dulu. Ayo, kita menonton film horor! Aku akan mengetuk pintu Taehyung, Jin, dan Jimin. Suga sedang ada di studio bersama IU. Mencari alasan supaya bisa bertemu dengannya. Mereka sudah tidak bertemu selama 3 bulan."
"Cckk... terserah kaulah. Telepon saja mereka. Dalam waktu beberapa menit mereka pasti sudah mengetuk pintuku."
Jungkook hampir lupa kalau kini mereka tinggal terpisah. Apartemen Nam Joon dan lainnya ada di gedung yang sama, kecuali dirinya dan Suga.
"Kami datang!"
Jungkook mengurungkan niatnya. Jimin dan Taehyung sudah muncul.
"YAA, anak setan. Aku baru saja mengganti passwordku," omel Nam Joon.
Jimin menguap, "bhukan akhu. Tanyakan pada bocah ini."
Jungkook terkekeh. Taehyung selalu berhasil menebak password mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol Shipper Syndrome
RomansaLisa: Si brengsek Memangnya kenapa kalau aku memanggilnya dengan sebutan itu? Gara-gara kesalahpahaman aku dicap sebagai 'patah hati nasional'. Mereka mengecapku sebagai gadis yang cintanya ditolak sementara dia? Dengan syndrome narsis tingkat para...