Lisa mengerucutkan bibirnya sambil sesekali menghela napas. Ia duduk di sofa ruang tv. Di depannya, ada Jisoo yang sedang tengkurap di lantai sambil membolak-balikan majalah.
"Kena omel lagi?"
"Hemm."
"Kau kan sudah diminta untuk menunggu di ruangan bersama Oppa. Tapi Kau malah menghilang entah ke mana. Memangnya kau ke mana sih?" tanya Jisoo tanpa melihat ke arahnya.
"Lantai atas."
"What? Kau tidak berniat untuk bunuh diri, kan?"
"Tentu saja tidak."
"Oh, syukurlah. Biaya kremasi atau pengiriman peti jenasah dari Korea ke Thailand, kan mahal. apalagi bea cukainya."
Lisa langsung melemparkan bantal mengenai wajah Jisoo.
Jisoo tertawa terpingkal-pingkal.
"Semua ini gara-gara si brengsek itu."
Jisoo berhenti tertawa dan mengernyit, "Si brengsek? Jesus, Jungkook Sanbaenim?"
"Sutss, Unni pelankan suaramu."
"Lisa kau gila, ya??"
"Bukan aku, tapi dia. Unni, dia itu tidak normal. Masa dia pikir aku menyukainya."
"Bukannya iya?" goda Jisoo.
"Unni, aku sedang tidak ingin bercanda sekarang. Apa aku culik saja dia dan kucuci otaknya? satu kotak detejen saja kurasa tidak akan cukup."
Jisoon membenamkan wajahnya diantara lembar majalah sembari tertawa, "kau bisa jadi komedian. Aku serius."
Jungkook Part
Jungkook menggigit apel sembari mengangkat dagunya memeriksa apakah masih ada bekas cukuran di sana. Nyatanya dagunya yang tampak tegas begitu mulus seperti harapannya.
"Ahhhh..." ingatannya tiba-tiba memanggilnya. Gadis itu, apa yang harus ia lakukan terhadapnya? Ia sudah memberikan peringatan berharap gadis itu tidak akan menyusahkannya lagi.
"Yaaa, Jungkook, apa yang sedang kau lakukan di dalam sana?" terdengar suara Taehyung.
Jungkook berjalan dan membuka pintu. Taehyung langsung menerobos masuk.
"Aku sakit perut." Taehyung mendobrak pintu dengan keras dari dalam karena terburu-buru. Kemudian membuka pintunya dan mencodongkan kepalanya.
"YAA, Jungkook. Kau sarapan di kamar mandi? Orang aneh!"
"Ah, Kau ini menganggu saja," gerutu Jungkook. Ia mengusap rambutnya yang basah dengan handuk. Rapmon yang sedang duduk di depan meja makan menoleh padanya.
"Ceritakan semuanya. Dari awal. Hal yang kau bahas tadi malam," Ho Seok yang duduk di samping Rapmon memiringkan kepalanya dan mengerling jahil.
"Memangnya ada apa?" tanya Rapmon.
Jungkook mengernyit. Bercerita pada Hyungnya yang satu itu sama saja seperti melemparkan aib ke muka sendiri.
"Shut up!"
"Dia dan Lisa bertemu di rumah sakit," tembak Ho Seok tanpa basa-basi lagi.
"Aku masih tidak paham," kata Rapmon terlihat bingung.
Jungkook langsung menghampiri Ho Seok dan meninju bahunya.
"Mereka berdua bertemu di rooftop."
"What? Kalian berdua? But why? Kupikir Kau sedang sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol Shipper Syndrome
RomanceLisa: Si brengsek Memangnya kenapa kalau aku memanggilnya dengan sebutan itu? Gara-gara kesalahpahaman aku dicap sebagai 'patah hati nasional'. Mereka mengecapku sebagai gadis yang cintanya ditolak sementara dia? Dengan syndrome narsis tingkat para...