PROLOG
Jemari dari balik selimut itu tiba-tiba bergerak. Halus sekali, sampai tidak ketara. Dorongan untuk membuka mata begitu kuat, tetapi entah mengapa terasa begitu berat. Meskipun bibirnya berkedut, suaranya seakan tertelan dalam tenggorokannya. Ia mencoba memanggil. Berkali-kali, bahkan hampir saja menyerah. Ia terus berusaha memberikan sinyal, dengan tenaga yang masih tersisa...sampai sebuah teriakan akhirnya keluar.
"HYUUUNGGGGGGGG........!!!"
*****
Tapi itu bukan suaranya.
"Hah, kebakaran? Di mana? Manaaa?" pemuda yang tertidur di sofa terkejap seperti ikan yang kehabisan air.
Ho Seok mengangkat telunjuknya menuju arah ranjang.
Jin langsung menjambak rambutnya sendiri. Ekpresinya tampak begitu tertekan. Tanpa ba-bi-bu, ia langsung melompat dari sofa dan berlari menghampiri tubuh tidak berdaya itu. Ia mengguncang kaki sahabatnya. Kemudian beralih dengan menggengam tangan Jungkook. Mendekapnya di dada. Ia sesenggukan.
Ketukan jemari terasa di bahunya, tapi tidak digubrisnya.
"Biarkan aku memeluknya dulu" lirihnya, "kenapa kau pergi begitu cepat, Maknae??"
"Apa yang kau lakukan, Hyung?"
Bukannya menjawab, suara tangisan Jin semakin keras. Kali ini lebih menghayat hati bagi siapa pun yang mendengarnya.
"Minggirlah Hyung!"
Jin mengusap air matanya, "apa yang harus kita lakukan sekarang? Kita harus bilang apa pada orang tuanya?"
Ho Seok menghela napas, tampak berusaha bersabar.
"Dokter akan memeriksanya...." perkataan Ho Seok terputus karena ditimpa tangisan Jin yang memekakan telinga.
"Apakah pasien sudah sadar?" Seorang dokter masuk setelah mendengar panggilan dari tombol darurat yang ditekan Ho Seok tadi saat Jin sibuk dengan hiperbolanya.
"Apakah kau akan membawanya ke kamar mayat?" wajah Jin tampak pucat, "Tidakkk..."
Ho Seok langsung menutup mulut Jin dengan telapak tangannya dan menariknya, memberikan ruang bagi dokter untuk memeriksa keadaan Jungkook.
Jin meronta, ia terduduk di lantai sembari memeluk kaki Ho Seok.
"Bagaimana ini?? Aku tidak tega kalau dia dikremasi. Dia kan takut api. Tolong katakan pada dokter supaya menyelamatkan maknae kita. Beri dia napas buatan... Pasang alat kejut di dadanya...Kloning dia...Bukannya dokter itu lulusan luar negeri?!! Katanya dokter terbaik di Korea, kan? Dia sungguhan seorang dokter, kan? Bukan mata-mata dari Korea Utara, kan??!!"
"Dokter, bisakah kau bius dulu yang satu ini?" tanya Ho Seok frustasi.
"Aku tidak bisa memeriksanya kalau kalian masih di sini. Jadi...." Dokter itu menunjuk ke arah pintu, "keluar dari ruangan ini. Se.ka.rang!"
Nam Joon Part
"Syukurlah..." akhirnya ia bisa tersenyum lega sebab doanya dikabulkan. Orang tua Jungkook yang selama ini ikut mendampingi juga tampak begitu bersyukur.
Ia menoleh pada Jin dan Ho Seok yang tampak diam.
Sedari tadi Jin tampak menatap tajam Ho Seok yang acuh saja. Mereka pun keluar dari ruangan Jungkook.
"Senang?" tanya Jin lirih.
Nam Joon menoleh pada Jin, lalu berpaling pada Ho Seok yang berdiri di sebelah kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol Shipper Syndrome
RomanceLisa: Si brengsek Memangnya kenapa kalau aku memanggilnya dengan sebutan itu? Gara-gara kesalahpahaman aku dicap sebagai 'patah hati nasional'. Mereka mengecapku sebagai gadis yang cintanya ditolak sementara dia? Dengan syndrome narsis tingkat para...