Lisa tersenyum tipis saat menoleh pada Suga yang berdiri tak jauh darinya. Sekelebat, hampir tak tertangkap kamera, tapi syukurlah Suga menyadarinya dan mengangguk padanya lalu tenggelam di tengah sorotan kamera.
Keduanya terpisah di tengah pesta seakan ada garis polisi yang membuat mereka secara otomatis menjaga jarak.
Sampai Lisa diundang ke suatu ruangan untuk mengobrol dengan si tuan rumah: Direktur dari festival musik terbesar di Eropa. Tom Marsklowq
"Hai, darling..." ujar Tom memeluknya.
"Oh, terima kasih sudah mengundangku ke pesta ulang tahun yang indah ini, Tom," balas Lisa dengan ramah.
"Sure. Ayo bergabung dengan yang lain..." ajak pria berusia 50-tahunan itu.
"Suka pesta?" terdengar bisikan usil dari pemuda yang familiar. Lisa menoleh dan menggeleng.
"Oppa sendiri sudah puas cuci mata?" goda Lisa.
Suga memincingkan mata jenakanya, "yang mana?"
Lisa tertawa sembari melambaikan tangan membalas lambaian tangan seseorang tamu yang hadir dalam private party itu.
"Cekrek!"
Lisa menoleh ke arah Suga.
"Tidak boleh ada kamera di sini," protes Lisa menyadari perbuatan Suga barusan.
"Aku akan mengirimkannya pada Mr. J."
Lisa menggelengkan kepala, "tak apa. Kami berteman."
"Sudah kukirimkan..."
Lisa membelalakan matanya.
"Kenapa? Why?" goda Suga.
"Hemm, kau tau kan temanmu itu agak gila," lirih Lisa.
"Aku setuju," jawab Suga. Keduanya pun tertawa.
Jungkook Part
"Mandi? Ah aku belum mandi..." kata Jungkook di depan layar ponselnya.
Ia mengarahkan matanya membaca komentar fans yang masuk.
"Tipe ideal? Kenapa kau menanyakan itu?" ujar Jungkook lagi.
Ia pun menyandungkan sepenggal lagu untuk menghibur fans dalam live-nya. Tiba-tiba terdengar getaran dari HP yang ada di saku celananya. Dengan hati-hati, Jungkook memeriksa pesan masuk di bawah kolong meja.
"Ehemm, ya aku suka menonton video fans. Terima kasih ya," jawab Jungkook menanggapi pertanyaan.
Ia menahan napas saat ia menundukan kepala dan membaca pesan yang muncul pada layar hp-nya yang lain.
Klik. Sebuah foto tampak di layar.
CANTIK. Puji Jungkook dalam hati.
Ia mengangkat kepalanya lagi dan tersenyum lebar, "kalian mau dengar lagu yang lain? Aku akan nyanyikan untuk kalian. Silahkan tulis judulnya." Malam ini senyumnya begitu lebar.
Lisa Part
"Cantik."
Lisa membaca huruf demi huruf dan melirik pada Suga yang tak sadar justru sibuk meneguk wine-nya.
"Sudah berapa lama kalian tidak bertemu?"
"Ehm, sebulan? Lebih?" jawab Lisa. Suga yang pindah ke sampingnya mengangguk.
"Ya, jadwal kami memang padat."
Lisa mengangguk.
"Kapan kau akan berhenti menyiksaku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol Shipper Syndrome
عاطفيةLisa: Si brengsek Memangnya kenapa kalau aku memanggilnya dengan sebutan itu? Gara-gara kesalahpahaman aku dicap sebagai 'patah hati nasional'. Mereka mengecapku sebagai gadis yang cintanya ditolak sementara dia? Dengan syndrome narsis tingkat para...