Chapter 22

4.2K 124 7
                                    

❇Happy Reading❇

***

Alice mengganti bajunya dengan piyama, dari belakang Azka memeluk Alice dan menghirup dalam-dalam aroma rambut istrinya.

"Aku selalu suka dengan aromamu, sayang." Suaranya serak, ia menyibak rambut dan mengecup belakang leher Alice.

"Azka.. geli.." Wajah Alice merona.

"Tapi kau suka, hm?" Azka menggodanya, ia menggigit pelan leher Alice.

"Azka.. jangan sekarang. Lebih baik kita beristirahat. Besok kita akan melakukan perjalanan yang lumayan jauh.." Ucap Alice berbalik menghadap Azka.

"Tapi aku menginginkan itu sekarang, sayang." Azka kembali menghisap leher Alice hingga terbentuk kissmark.

Tangan Azka turun meraba pangkal paha Alice. Kebetulan Alice mengenakan piyama dress yang pendeknya dua puluh sentimeter di atas lutut.

"Bibir ini selalu jujur, sayang. Kau sudah basah.." Azka menekan tepat pada titik sensitif Alice lalu menggeseknya pelan.

"Ahh.." Alice memeluk erat leher Azka. Ia mendesah sambil memejamkan matanya.

"Az..ka...hmm"

"Iya, sayang..."

"A..ku..."

"Katakan, sayang.." suaranya semakin parau mendengar suara desahan Alice yang tertahan. Azka semakin gencar bermain-main pada organ intim yang masih terhalang oleh celana dalam.

"A..ku ingin di ranjang..." Alice sangat malu untuk mengatakannya, pipinya memerah.

Ucapan Alice membuat gairah Azka meningkat. Ia semakin terangsang dan segera menggendong Alice ala bridal. "Dengan senang hati, sayang."

Perlahan Azka merebahkan tubuh mungil istrinya ke ranjang. Ia langsung membuka piyama Alice dengan mudah.

"Payudaramu lebih besar dan kenyal, sayang.." Azka sangat gemas, ia langsung melumat puting yang berwarna kecoklatan karena pengaruh dari kehamilan. Kedua tangannya meremas payudara Alice hingga nampak ujungnya semakin menonjol dan mengeras.

Azka menjulurkan lidahnya, menjilati puting Alice secara bergantian. Mulut Azka begitu ganas bermain pada bukit kenyal istrinya. Sambil meremasnya, ia menggigit, mengulum, dan menghisapnya kuat-kuat.

Alice merasa kesakitan tapi juga nikmat. "Ahh... hentikan... sakit..ah.."

Akibat ulah Azka, payudara Alice kini memerah. "Maaf, sayang.. aku terlalu bernafsu.." Azka melumat bibir istrinya, lidah mereka membelit dalam rongga mulut yang menyatu. Hingga terdengar suara decapan yang memenuhi ruangan yang kedap. Saliva mereka sampai menetes, Azka sangat bernafsu, seolah-olah tubuh Alice adalah candu baginya.

Bibir Alice membengkak setelah ciuman panas itu. Azka menanggalkan boxernya dan juga celana dalam Alice.

"Aku ingin juniorku langsung yang akan memasukimu, sayang." Azka menyuruh Alice membelakanginya alias menungging.

Kini terlihat jelas indahnya miss. V Alice. Dengan warna pink dan bau khas yang menggairahkan. Azka menghisap liang kewanitaan istrinya, "Ahh..." Alice mendongakkan kepalanya.

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang