❇Happy Reading❇
***
Flashback
Drrttt....drrttt...drrrtt
Masih dilanda rasa kantuk, tangannya meraba-raba nakas. Ponselnya bergetar, ia meraihnya dan menggeser ikon hijau tersebut tanpa melihat siapa yang menghubunginya pada saat waktu tidur.
"Hmm... Hallo.." ia menyapa dengan kedua mata yang masih terpejam sambil mengucek.
"Hiks... please.. jemput aku..hiks.."
Metta langsung membulatkan matanya. Seseorang yang menghubunginya sedang menangis. Ia segera bangun dan menyibak selimutnya. Metta melihat layar ponselnya dan ternyata yang tertera adalah nama Alice.
"Al.. apa yang terjadi? Kau kenapa? Kau ada dimana sekarang?" Pertanyaan bertubi-tubi terlontar dari bibir Metta. Ia sangat khawatir dengan sahabatnya.
"A..aku ada di.... hiks..."
"Kau harus tenang dulu, Al. Kau ada dimana? Aku akan menjemputmu." Padahal Metta sangat panik. "Atau begini, kau kirim pesan alamat tempat kau saat ini berada, Al.." Metta tak peduli jika ia masih mengenakan piyama. Ia segera keluar dari rumah dan mengendarai mobilnya.
Saat mobilnya akan keluar dari gerbang, ponselnya kembali bergetar. Ia membuka pesan dari Alice, kedua kalinya Metta terkejut. Ia tercengang saat membaca pesan Alice. "Kenapa kau ke tempat terkutuk itu, Al.." gumamnya.
***
Brakk...
"Alice..!!!" Metta berlari menghampiri Alice yang tubuhnya masih tertutup selimut. Ia memeluk lututnya dan membenamkan wajahnya.
Alice mendongak dengan wajah sangat kacau dan mata yang sembab.
Metta memeluk tubuh Alice yang bergetar, Alice semakin terisak. Ia membalas pelukan Metta tak kalah erat.
"Apa yang sebenarnnya terjadi? Kenapa keadaanmu... seperti ini?" Metta mengurai pelukannya dan mengusap air Alice.
Hanya isakan yang menjawab pertanyaan Metta. Alice tak mampu berucap untuk mengatakan hal yang sebenarnya.
"Baiklah jika kau belum mau mengatakannya, kita ke apartemenku, hm?" Ajak Metta yang dibalas anggukan oleh Alice.
Metta bangun dari duduknya, ia memungut pakaian Alice yang berserakan. Saat ia menyibak selimut yang menutupi tubuh telanjang Alice, Metta tercengang melihat noda bercak-bercak darah pada sprei tersebut.
"Ayo, Al.. aku akan membantumu mengenakan pakaian, dan kita segera pergi dari tem__"
"Metta, kau harus berjanji tidak akan mengatakan hal ini pada Mamaku. Aku takut Mama akan bertambah sedih jika beliau mengetahui keadaanku seperti ini.." pinta Alice sambil memegan tangan Metta.
Metta menghela nafasnya, "Iya, Al. Aku berjanji.. tapi.. katakanlah, apa yang sebenarnya terjadi hingga kau nekat datang ke sini.."
Alice menceritakan apa yang terjadi dari awal sampai Metta tak sadar jika ia ikut menangis mendengar penjelasan Alice. Metta sangat prihatin dengan apa yang sudah dialami oleh sahabatnya.
Dirasa Alice tenang, ia mulai mengenakan satu-persatu pakaiannya. Tentu dengan bantuan Metta. Alice menurunkan kedua kakinya saat akan memakai celana dalamnya tapi tiba-tiba ia terpekik. Alice merasakan selangkangannya sangat sakit dan perih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You
RomanceTubuh ideal dengan wajah oriental, bermata hitam sayu lengkap dengan hidung mancung dan bibir mungil merah merona. Sosok Alice Fredella Diaz (25 y.o) dengan wajah polos nan cantik yang selalu menampilkan senyum manis pada setiap orang. Tapi dibalik...