Chapter 4

8.9K 192 0
                                    


Flashback

Sejak ditinggal ayahnya, Alice hanya tinggal berdua dengan ibunya. Alice tak tahu dan tak ingin tahu keberadaan ayahnya--Andrew Diaz.

Andrew menyakiti ibunya--Renata Morgan. Dengan menikah lagi dan memilih tinggal bersama istri keduanya.

Bagi Alice, rumahnya bagaikan neraka nyata. Setiap hari Alice selalu mendengar teriakan, tangis, bahkan makian-makian yang dilontarkan oleh kedua orang tuanya.

Alice sudah tak tahan terus-menerus mendengar pertengkaran mereka. Akhirnya Alice pergi untuk menenangkan diri.

Alice masuk ke dalam mobil lalu merogoh kunci tersebut di dalam tasnya. Ia memasukkan kunci dan menstarter mobilnya. Alice segera melaju dengan kecepatan sedang.

Alice merasa bosan, sedari tadi hanya berputar-putar pada jalan yang dilaluinya berulang-ulang kali. Hingga tak terasa hari sudah semakin malam.

Tak sengaja kedua bola mata Alice melirik dan tertuju ke sebuah tempat.

Perjalanannya langsung terhenti. Dimana tempat itu enggan pernah ia kunjungi. Awalnya ia tampak ragu. Alice berpikir mungkin dengan mendatangi tempat ini, ia akan mendapat ketenangan.

Tanpa berpikir panjang lagi, Alice mencari celah kosong untuk parkir dan segera keluar dari mobilnya. Ia menapakkan kakinya dan berjalan ke tempat yang mungkin bisa me-refresh otaknya.

Suara hingar-bingar Disc Jockey seolah menyapa kedatangan Alice. Ia yang baru pertama kali ke tempat ini, dibuat risih oleh pemandangan disekitarnya.

Klub malam adalah tempat hiburan dewasa yang buka pada waktu larut malam. Walaupun berupa kedai minuman, namun klub malam berbeda dengan bar atau diskotik karena dilengkapi ruang tarian dan layanan DJ yang memainkan musik dengan iringan tarian yang biasanya erotis.

Para pengunjung klub semakin antusias menikmati lagu The Spectre-Alan Walker. Gadis-gadis berpenampilan sexy dengan lihai menggerakan tubuhnya di dance floor.

Alice menuju counter desk dan langsung mendaratkan bokongnya  pada bar stool yang berada di depan meja bartender.

"Good evening, how may I help you, miss?" sapa seorang bartender.

"Good evening, hmm...I want to know type of beverage available in this bar?" tanya Alice.

"Ohh... here we have many kind and type of beverage. For more distinct, you can see it in list of beverage that I bring," bartender
langsung menyerahkan daftar minuman kepada Alice. "This is list of beverage available here!"

Alice sempat melirik name tag-nya. Kevin nama si bartender. Sambil mengambil daftar minuman yang diberikan oleh Kevin dan langsung untuk melihat jenis minuman yang tersedia.

Alice menggigit bibir bawahnya dan bola matanya mengamati setiap jenis minuman di beverages list yang dipegangnya. "If like that, I would like to order wishkey!" pinta Alice yang sudah menentukan minuman yang dipilihnya.

"Alright, miss. Please wait a moment!" Alice tersenyum tipis dan mengangguk. Sementara Kevin berbalik dan mengambil minuman yang di pesan Alice di bar display lalu menuangnya di gelas sloki.

"This is your drink, miss. Please enjoy your drink!"

"Thank you!" ucap Alice.

Alice ragu meminumnya. Tapi ia juga penasaran dengan rasanya.

Glek

Kerongkongan Alice terasa panas. Baru kali ini ia meneguk minuman beralkohol.

"Lumayan," ringis Alice.

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang