Chapter 19

4.3K 115 7
                                    

Happy Reading❇

***

Alice sampai tak sadar jika pakaian yang ia kenakan sudah lepas semua. Azka terus melumat bibir mungil istrinya yang terbaring di bathup.

Azka menyudahi ciuman panas itu. Ia memberi kesempatan untuk Alice meraup lebih banyak oksigen.

"Wait... kau curang, Azka.." ucap Alice mencengkram kemeja Azka.

"Curang?" Azka mengerutkan keningnya.

"Iya kau curang, kau masih dengan pakaian lengkap, sedangkan aku? Aku saja tidak tahu kapan kau menanggalkan semua pakaianku..."

Azka tertawa keras mendengar ucapan istrinya. Hingga matanya yang sipit semakin mengecil.

"Kenapa tertawa?" Tanya Alice mengerucutkan bibirnya.

"Sungguh kau tak sadar jika sudah telanjang, sayang? Berarti kau sangat menikmatinya dan kau pasti sudah sangat bernafsu untuk menyatukan milikku ke sini.." Azka berkata parau sambil memasukkan dua jarinya ke liang hangat milik Alice.

Mau tak mau, suara desahan Alice berhasil lolos dari mulutnya. Azka terus memaju mundurkan jarinya, ia pun kembali mengulum bibir ranum istrinya.

Azka menggerakkan tangannya dengan cepat. Saat rasanya Alice ingin keluar, ia mencabut jarinya dan berhenti mencium Alice.

Desahan Alice tertahan, ia kecewa. Azka tahu jika Alice kecewa karena belum mencapai klimaksnya.

"Tahan, sayang.. jangan buru-buru.." Azka berbisik dengan suara yang serak. Lantas ia berdiri dan menanggalkan pakaiannya satu persatu.

Azka masuk ke dalam bathup yang belum terisi air. Ini bukan pertama kalinya Alice bercinta dengan suaminya. Tapi jantungnya berdebar melihat Azka tanpa sehelai benang.

"Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa kau sudah tak tahan dengan gairahmu bercinta denganku, sayang?" Azka memutar keran air tersebut dan air hangat mengalir di bathup. Ia menuangkan sabun cair beraroma Rose. Seperti aroma tubuh Alice yang menjadi favorit Azka.

Ditatap seperti itu, lagi-lagi wajah Alice merona. Azka menangkup pipi Alice, ia mengecup kening Alice dan turun ke bibir.

Ia melumat dan sesekali menggigit pelan bibir Alice. Alice pun membalas dengan hisapan-hisapan pada bibir Azka. Sambil lidah meraka beradu, tangan Azka meremas bukit kenyal dan memilin ujung merah muda yang semakin mengeras.

Desahan Alice tertahan karena bibirnya dibungkam oleh bibir Azka.

"Hmmphh...nghh.." Alice meremas rambut Azka, menekan kepala Azka memperdalam ciuman mereka.

Azka langsung mengulum ujung payudara Alice, ia menghisap dengan keras hingga Alice merintih dan menggigit bibir bawahnya. Sakit namun Alice sangat menikmatinya.

"Az..ka.. sakithh.." Azka mengabaikan ucapan Alice, ia tetap melakukannya dan meremas kuat.

"Maaf, sayang.. aku sangat bernafsu saat ini. Aku selalu ingin bercinta denganmu.." suaranya parau sambil meraba paha Alice dan membukanya lebar.

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang