Chapter 38

2.7K 88 2
                                    

❇Happy Reading❇

***

Tangan Tristan terangkat, ia melirik arloji dipergelangan tangan kanannya yang menunjukkan pukul sembilan malam.

Tristan mengambil ponsel yang ia letakkan di atas meja kerjanya dan mulai mencari nama seseorang dan segera menghubunginya.

Tak menunggu lama menanti, seseorang yang dihubungi Tristan langsung menyapanya lembut.

"Hallo..."

"Aku kira kau sudah berada di alam mimpimu.." gurau Tristan tertawa kecil.

"Uhm.. aku sedang menonton TV, Tris. By the way, kau dimana?"

"Aku masih di kantor, sebentar lagi akan pulang. Kau sudah makan?"

"Belum, Tristan. Aku sedang tak berselera makan,"

"Hmm... apa kau ingin sesuatu?"

"Kurasa tidak, terimakasih, Tristan."

"Baiklah, Metta. Aku akan pulang.."

"Hati-hati ya.."

"Iya, I love you.." Ucap Tristan lembut.

"..."

"Kenapa diam?" Tanya Tristan terkekeh. "Iya sudah, sebaiknya kau tidur, agar kondisimu lebih baik." Tristan langsung memutus panggilannya tanpa menunggu balasan dari Metta lagi.

Ia memijit pelipisnya yang dirasa agak pening. Tristan menghela nafas panjang lalu memutuskan meninggalkan ruangannya.


***

"Axel sudah tidur, sayang?" Tanya Azka yang baru saja menyelesaikan ritual mandinya.

"Sudah, baru saja, Ka." Balas Alice menidurkan Axel di ranjang bayi.

Azka berjalan mendekati Alice dan langsung memeluknya dari belakang. Menghirup dalam-dalam aroma rambut Alice. Alice pun tersentak dengan kelakuan suaminya.

"Kau pasti merasakannya, sayang.." suara Azka tiba-tiba berubah parau.

Alice mengerutkan keningnya. "Merasakan apa, Azka?" Iya Alice memang merasakan sesuatu yang keras, bokongnya seperti ditusuk-tusuk benda tumpul. Tapi Alice hanya pura-pura tidak mengetahuinya.

Azka semakin erat memeluk Alice, "Benarkah? Apa aku harus melepaskan handuk ini agar kau dapat merasakannya, sayang?" Bisik Azka serak seraya menggigit kecil daun telinga Alice.

"Hmmh..." Alice akan menghindar, tapi buru-buru Azka mengecup leher jenjangnya.

Alice berbalik dan menutup bibir Azka dengan tangannya. "Sshh...Don't be noisy, Axel will wake up."

Azka meraih tangan Alice lalu diletakkan di pipinya. "Axel won't wake up. Look, his sleep is very sleepy.

"But... hmpph.." Azka memagut bibir Alice tanpa ingin mengetahui apa yang akan dikatakan selanjutnya oleh istrinya. Namun, Alice mendorong dada bidang Azka, hingga lumatan itu terhenti.

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang