Chapter 25

4.5K 131 9
                                    

❇ Happy Reading ❇

***

- Jakarta, 06.55 PM -

6 Months Later..

Tangan putih nan mulus itu bergelayut mesra pada lengan kokoh milik seorang pria. Sang empu hanya fokus dengan layar persegi panjang yang berada di  meja kerjanya.

Jarinya yang lentik mengelus paha pria itu. Namun segera ditepisnya.

"Please... don't disturb me, okay? You don't see, I'm busy, hm?"

Raut kesal tercetak jelas pada wajah wanita itu. "Bisakah kau bersikap manis terhadapku saat kita tidak sedang bercinta, Matt?" Metta berkata dengan nada tinggi sambil jarinya menunjuk ke wajah Mattew.

Mattew tak bergeming, tak menoleh sedikit pun pada kekasihnya.

Merasa diacuhkan, Metta geram dan langsung menutup layar laptop milik Mattew.

"Bitch.. what are you doing?" Mattew lantas berdiri dan hendak melayangkan sebuah tamparan pada wajah Metta.

"Kau ingin menamparku? Tampar aku, brengsek!! Aku sudah tidak tahan dengan sikapmu!" Metta berteriak, kedua matanya mulai memburam. Dan untungnya, ruangan Mattew kedap suara. Jadi karyawan-karyawan tidak mendengar pertengkaran mereka.

"Kenapa kau diam? Aku tahu, kau tidak memiliki perasaan yang sama denganku! Sedikit pun kau tak pernah mencintaiku, Matt!" Akhirnya Metta menumpahkan air matanya yang kini mengalir di pipinya. Ia terisak.

"Cukup! Saat ini aku ingin sendiri. Kau bisa tinggalkan aku sekarang." Suaranya datar, Mattew tidak menggubris pernyataan Metta.

Metta menghembuskan nafasnya kasar. Hatinya sangat sakit, pria yang dicintainya selama ini, begitu acuh padanya. "Kita akhiri hubungan ini, Matt." Metta mengusap pipinya kasar saat air matanya mengalir lagi.

Mattew tetap bungkam, ia hanya menatap Metta pergi dan membanting pintunya dengan keras.

"Damn it.. aarrghhh!!" Mattew mengacak rambutnya frustasi. "Jika kau tahu sebenarnya, kau pasti sangat membenciku, Ta.." gumamnya sambil memijit pelipisnya yang berdenyut.

***

Metta mempercepat laju mobilnya sambil terus menangis. Sungguh, ia menyesal atas ucapannya barusan. Metta ingin mengakhiri hubungannya dengan Mattew.

"Maafkan aku, Matt..hiks... aku menyesal.. hiks.."

Tiba-tiba sebuah mobil dari arah berlawanan menyalip truk dan tepat berada di depan posisi mobil Metta. Melihat mobil yang akan menabraknya, ia langsung membanting setir ke arah trotoar dan langsung menabrak sebuah pohon besar.

Mobil yang hampir menabrak mobil Metta langsung menepi. Seorang pria dengan setelan pakaian berjas rapi itu keluar dari mobil, ia segera menghampiri Metta yang sudah dikerumuni oleh warga sekitar.

"Permisi.." Hanya sekali ucapan, orang-orang tersebut langsung memberi jalan untuk pria itu.

Ia membuka pintu mobil Metta, wajah cantiknya dilumuri darah akibat luka di keningnya. Benturan keras itu membuat Metta tak sadarkan diri.

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang