Chapter 48

2.9K 91 2
                                    

Hai.. hai... yang masih nunggu update-an siapa nih???
Warning ya bagi yang dibawah umur, ini ada adegan plus-plusnya, aku harap jauh-jauh dari lapak ini..

Thank you😘😘😘




❇Happy Reading❇

***

Setelah keluar dari kamar Axel dan Alex, Alice tidak langsung ke kamar melainkan ke dapur. Ia mengambil botol yang berisi air mineral di dalam lemari pendingin kemudian meneguknya setengah lalu membawanya ke kamar.

Alice membuka pintu kamar lalu mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan, namun suaminya tak nampak pada indera penglihatannya.

"Azka.." panggilnya. Tidak ada sahutan.

"Azka...." sekali lagi Alice memanggil dengan suara yang lebih tinggi.

"Iya sayang..." sahut Azka yang ternyata berada di balkon.

Alice menghembuskan nafas lalu menghampiri suaminya, namun terlebih dahulu meletakkan botol minum air mineral tersebut di atas nakas. "Ternyata kau di sini." Ia menyentuh lengan Azka yang terasa dingin akibat angin malam yang berhembus menerpa kulitnya.

"Entahlah, sayang, malam ini sangat gerah." Ucap Azka tanpa mengalihkan pandangan yang tetap tertuju pada langit gelap bertabur bintang.

Terlihat jelas jika suaminya merasa gerah, ia hanya mengenakan celana training panjang tanpa menutupi dada bidangnya.

Bahkan di umurnya yang menginjak tiga puluh lima tahun itu  Ototnya yang keras, hingga V-Line yang tampak tercetak sempurna.

"Azka..."

"Hmm..."

"Barusan... Axel memintaku untuk membujukmu___"

"Untuk mengijinkan pergi ke Jerman?" Azka langsung menyambar kalimat Alice yang belum selesai diucapkan.

"Jadi?" Tanya Alice.

"Jadi apa?" Tanya Azka balik.

"Kau... mengijinkannya?" Alice merasa ragu untuk menanyakan kembali.

Azka menghela nafas panjang, lalu meraih kepala Alice dan menyandarkan di dada bidangnya. "Kau tahu sendiri, Papa dan Mama sangat sibuk di sana. Setahun dua tahun belum tentu mereka berkunjung ke sini. Kau mengerti maksudku, sayang?" Seraya mengelus lengan Alice.

"Axel pasti kecewa, Azka. Jika itu yang terbaik untuk anak kita, aku tidak masalah. Dia ingin seperti Daddy-nya, berpendidikan tinggi. Apalagi Papa dan Mama sangat sayang pada Axel dan Alex." Ujar Alice meyakinkan suaminya.

"Beri aku waktu untuk memikirkan hal ini,"

"Waktu? Besok pagi pasti Axel akan menagih jawaban, Azka. Apa yang harus aku katakan?" Nada Alice sedikit meninggi, ia menepis pelan tangan Azka.

"Aku yang akan mengatakan langsung pada Axel, sayang."

Alice menggeleng, "Tidak.. tidak.. aku ingin jawaban itu sekarang."

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang