Chapter 28

3.1K 124 8
                                    


Happy Reading❇

***

Metta memalingkan wajahnya menghadap kaca mobil, ia menahan tangisannya agar tak terlihat oleh Tristan.

Tangan Tristan terulur dan meraih tangan Metta yang bergetar. Mengenggamnya erat.

"Jika kau ingin menangis, menangislah.. jangan menahannya.." Tristan menepikan mobilnya, ia berhenti di jalan yang tidak terlalu banyak kendaraan maupun orang yang melintas.

Metta menoleh ke arah Tristan, bulir-bulir bening yang sudah menggenang di kedua matanya akhirnya menetes juga. Tristan langsung memeluk Metta, tubuhnya bergetar. Tristan dapat merasakannya.

"Aku tidak ingin bertemu dengannya lagi.. aku benci dia, Tris..hiks.." Metta terisak dalam pelukan Tristan.

Tristan hanya mengelus punggung Metta, ia juga tidak tahu apa masalah mereka. Tristan ingin bertanya tapi diurungkan.

Tristan melepaskan pelukannya, "Metta.." kedua tangannya memegang bahu Metta. Kedua mata sembab Metta menatap mata Tristan. "Aku selalu bersamamu, aku akan berusaha melindungimu," Tristan meyakinkan Metta.

Hati Metta terenyuh mendengar ucapan Tristan, "Maafkan aku, Tris. Kau terluka, aku jadi melibatkanmu dalam masalah ini."

Drrtt... drrtt...

Tristan mengalihkan pandangannya ketika ponselnya bergetar di saku celana bahannya. Ia merogoh benda pipih itu dan melihat layar ponselnya. Tristan menghela nafas lantas menggeser ikon yang berwarna hijau itu ke kanan.

"Ha__"

"Kau dimana Tristan?" Tanya seseorang dari seberang telepon dengan suara datar.

"Hm.. aku dalam perjalanan, Ka." Jawab Tristan sambil menatap Metta.

"Kau tahu, hari ini ada meeting penting?"

"Ya aku tahu, tapi ada sesuatu yang harus ak__"

"Apa sesuatumu itu lebih penting sampai kau harus meninggalkan pekerjaanmu selama dua hari berturut-turut? Ingat, Tristan! Aku sudah mempercayaimu menghandle perusahaan selama aku di Jerman. Jangan sampai rapat itu batal!"

"Baiklah.. aku minta maaf, Ka. Aku akan segera ke perusahaan." Ucap Tristan memijit pangkal hidungnya.

Sambungan telepon akhirnya terputus. Tristan menghembuskan nafasnya dan mengenggam tangan Metta. "Metta, aku harus ke kantor. Aku akan mengantarmu ke apartemen."

Metta menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku tidak mau ke apartemen, aku yakin Mattew pasti masih di sana atau dia akan datang lagi, Tris."

"Bagaimana jika sementara kau tinggal di apartemenku dulu, sampai kau benar-benar sembuh." Tawar Tristan.

Metta menundukkan kepalanya, "Aku sudah terlalu banyak menyusahkanmu, "

"Jangan berkata seperti itu, Metta. Lebih aman kau di sana." Ucap Tristan tersenyum.

"Thank's a lot.. I'm so sorry about that." Tangan Metta terangkat mengelus pipi Tristan.

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang