Chapter 13

5.3K 129 0
                                    


Happy Reading

***

"Ekhem... maaf.."

Sontak mereka menoleh ke arah suara berat itu. Alice bangkit dari pangkuan Azka, mengamati pria itu yang berjalan ke arahnya dan semakin mendekat.

Tubuh Alice rasanya lemas, debaran jantungnya sangat cepat. Sorot mata pria itu membuatnya takut.

"Matt, kenalkan.. dia istriku.." Azka memegang bahu Alice yang tampak tegang.

Alice membisu, menatap pria yang berada tepat di depannya dengan ketakutan yang luar biasa. Aliran darahnya seakan berhenti, seakan tubuhnya ditikam oleh bongkahan es yang tajam.

Sadar akan hal itu, Mattew tersenyum. Senyum yang tak dapat diartikan.

"Istrimu sakit, Ka?" Tanya Mattew tiba-tiba.

Azka mengamati wajah Alice, "Al, wajahmu kenapa pucat sekali? Kau demam, hm?" Azka meraba kening Alice.

"Tenang, Al.. kau harus tenang, kau harus bisa bersikap biasa saja.." batin Alice.

Alice menggeleng cepat. "Ti.. tidak, Ka. A..aku baik-baik saja.." ucap Alice terbata-bata. Alice menggenggam erat tangan Azka.

Alice menyodorkan tangan kanannya. "Alice.." ucapnya dengan senyum getir.

"Mattew.." meraih tangan Alice. Dan menatap tajam mata Alice.

Alice dengan cepat mengalihkan pandangannya. "Ayo kita makan, takut keburu dingin." Alice melepaskan tangannya dan mendahului duduk.

Azka duduk disebelah Alice. Dan Mattew sengaja memilih tempat duduk tepat diseberang Alice, ia lebih leluasa memandang wanita cantik yang dulu pernah dikencaninya. Tidak, lebih tepatnya yang diperkosanya.

"Wah.. kau memasak makanan favoritku juga, sayang.." ucap Azka sambil mengelus pipi Alice dengan buku jarinya.

"Hm..i..iya, Ka.." jawabnya sambil mengambil ayam kecap itu dan menaruhnya di piring suaminya. Alice merasa salah tingkah saat Mattew terus menatap gerak-geriknya.

"Kau harus mencobanya, Matt. Kau pasti ketagihan dengan masakan istriku." Ucap Azka percaya diri.

"Kau benar, Ka. Aku memang sudah mencobanya bahkan pertama kalinya. Dan aku sangat..sangat ketagihan ingin mencicipi istrimu. Bukan mencicipi makanannya.." batin Mattew dengan senyum liciknya.

"Sure.. aku tak sabar ingin mencobanya.." ucap Mattew dengan menekankan kata mencobanya.

Saat ini pikiran Alice berkecamuk, nafsu makannya hilang seakan tenggorokannya tercekat. Dengan susah payah Alice menelan makanannya.

"Aku akan mengambil sup buahnya dulu." Ucapnya lalu pergi ke dapur.

Alice bersandar di pintu kulkas. Air mata yang ia tahan sejak tadi akhirnya runtuh juga.

Lidahhnya kelu, ia menangis tersedu-sedu. Alice menutup mulutnya agar tangisannya tak terdengar oleh mereka sambil memegang dadanya yang terasa sesak.

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang