Chapter 50

3.8K 100 3
                                    

❇Happy Reading❇

***

8 Tahun Kemudian

Hari demi hari terlewatkan hingga tak terasa telah delapan tahun lamanya, Putra Sulung dari Azka Archeolus Carl berada di Jerman.

Tanpa absen, Axel selalu menghubungi kedua orang tuanya, begitupun sebaliknya. Ferdinand dan Sandra begitu senang Axel tinggal bersamanya. Ketika rasa lelah melanda keduanya, senyum hangat Axel selalu menyambutnya walaupun dia tergolong anak yang irit bicara.

Dia seperti Ayahnya, akan banyak bicara jika sudah sangat dikenalinya. Berbeda dengan Alex, yang ramah dan mudah tersenyum. Memiliki sifat berbeda tentu sering membuat Alice pusing karena mereka selalu bertengkar, kadang akur tetapi hanya sesaat saja.

Namun, semenjak kepergian Axel ke Jerman, Alex merasa kesepian dan bosan jika harus bermain sendiri. Seperti saat ini, ia bermain basket sendiri di lapangan pribadi dekat mansionnya. Saat dirasa bosan, Alex memantulkan bolanya sedikit keras sehingga bola tersebut menggelinding dan ia pun beniat mengejarnya.

Bola itu mengarah gerbang yang menjulang tinggi dalam keadaan terbuka, Alex pun tetap mengejar bola tersebut.

Ketika bola sudah berada ditangannya, Alex mengernyitkan dahi saat membalikkan badannya menuju mansionnya. Pandangannya tertuju pada seorang anak perempuan yang tengah duduk sambil memeluk lututnya di dekat gerbang.

Alex menghampiri, berjongkok di hadapannya.

"Kamu siapa?" Tanya Alex to the point.

Perlahan wajah perempuan kecil itu mendongak. Kedua matanya sembab.

"Rani takut," jawab perempuan kecil itu sesenggukan.

Perempuan kecil itu bernama Rani.

"Tunggu sebentar ya, aku panggil Mommy dulu."

Alex bergegas mencari Ibunya yang kebetulan berada di luar.

Alice menautkan alis, "Kenapa, sayang?"

"Mom, ikut Alex sekarang." Tanpa basa basi lagi, ia menarik tangan Alice. Mau tak mau, Alice pun menurut dan mengikutinya.

Setiba mereka di gerbang, Alice terkejut melihat anak perempuan yang duduk dengan kepala tertunduk.

"Siapa dia, Lex?" Tanya Alice bingung.

Alex menggeleng, "Alex juga nggak tahu, Mom. Tiba-tiba dia ada di sini, terus nangis. Dia juga bilang takut, Mom."

Perlahan Alice mendekati anak itu, ia berjongkok seraya mengelus rambutnya yang di ikat dua. "Hey.. nama adik siapa?"

"Rani." Jawab Alex cepat.

Spontan Alice menoleh ke arah Alex. "Kok kamu bisa tahu nama dia?" Lagi-lagi ia dibuat bingung dengan anaknya.

"Hm.. tadi dia nyebutin namanya sendiri, Mom. Makanya Alex tahu." Jawabnya.

"Oh.." Alice hanya ber-oh ria saja dan kembali menatap wajah Rani.

"Rumah kamu dimana? Ayo tante antar pulang." Ajak Alice dengan senyum penuh keibuan.

Rani menggeleng cepat, wajahnya berubah pucat dan nampak ketakutan. "Rani nggak mau pulang. Rani takut, Tante."

Alice menautkan alisnya, "Kenapa, sayang?"

"Kalau Rani pulang, pasti dimarahin Mama." Ia kembali menangis sambil menatap kertas kecil ditangannya. "Uang belanja yang dikasi sama Mama, hilang."

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang