❇Happy Reading❇
***
Tristan mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Metta. Dan satu tangannya lagi terangkat menangkup pipi sebelah Metta.
"Izinkan aku menyentuhmu lebih dari ini, Metta." Ucap Tristan denga suara parau.
Mendengar ucapan Tristan, jantung Metta berdebar. Entah ia justru merasa bahwa kehamilan membangkitkan gairah seksualnya.
Tanpa menunggu izin dari Metta, Tristan langsung melumat bibir mungil Metta. Metta terperanjat, kedua matanya tak berkedip. Tapi, Metta segera memalingkan wajahnya. Hingga bibir Tristan beralih ke pipi Metta.
"Maaf, Tristan.." ucap Metta lirih.
Tristan menghela nafas panjang. "Aku tahu, kau belum siap menerima ini semua. Aku yang sepantasnya minta maaf."
"Bukan, bukan itu maksudku, Tristan. Hanya saja, aku merasa diriku kotor. Aku merasa tak pantas denganmu, Tristan." Metta berkata seraya menundukkan kepalanya.
Tristan tersenyum tipis. "Aku sama sekali tidak menganggapmu seperti yang kau katakan. Aku juga tidak peduli jika janin itu bukan darah dagingku. Aku sangat mencintaimu, Metta." Tristan kembali menangkup wajah Metta. Mengalir bulir bening dari sudut mata Metta, tapi Tristan segera menyekanya dengan kecupan lembut.
Metta merasa desiran darahnya mengalir deras di dalam tubuhnya, seolah jantung Metta memompa lebih cepat.
Tanpa ia sadari, benda kenyal milik Tristan menempel pada bibir Metta. Ia memejamkan kedua matanya saat Tristan perlahan melumat bibir mungilnya.
Spontan tangan Metta terangkat dan menyelipkan jari-jarinya pada rambut hitam milik Tristan. Metta mulai membuka mulutnya, sehingga lidah Tristan begitu mudah menerobos masuk mengakses rongga mulut Metta.
Lumatan mereka semakin liar, Tristan merasakan tubuhnya memanas akibat nafsu gairahnya. Perlahan Tristan merebahkan tubuh Metta yang masih dalam posisi bibir menyatu. Tristan melepas jas dan dasinya. Kemudian tangannya meraba dada Metta yang masih tertutup itu lalu meremasnya.
"Akhh..." Metta merintih di sela-sela ciumannya. Mendengar rintihan Metta, Tristan menyudahi pergulatan kecil itu.
"Maaf, apa itu sakit?" Tanya Tristan dengan suara serak.
Metta mengangguk, "Iya, Tristan. Semenjak hamil, bagian ini agak sakit." Dengan perasaan malu, Metta menunjuk dadanya.
Tristan menyunggingkan senyumnya. "Baiklah, aku akan membuatnnya nyaman dan aku pastikan kau tidak merasa sakit lagi."
Metta menghela nafasnya ketika tangan Tristan membuka kancing kemejanya satu persatu hingga semua terlepas. Menyisakan bra yang masih menutupi payudara Metta. Ia pun membuka kemejanya dan melemparnya sembarang.
Metta menelan salivanya menatap tubuh Tristan yang sangat terawat itu. Dada yang bidang dengan perut berototnya. Kulitnya yang bersih tanpa ada cacat sedikitpun.
Lamunannya buyar ketika tangan Tristan meraba punggung Metta dan melepas kaitan branya. Sehingga tampak payudara kenyal dan padat milik Metta. Tristan terperangah melihatnya, ukuran payudaranya cukup besar jika dibandingkan dengan tubuh Metta yang mungil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You
RomanceTubuh ideal dengan wajah oriental, bermata hitam sayu lengkap dengan hidung mancung dan bibir mungil merah merona. Sosok Alice Fredella Diaz (25 y.o) dengan wajah polos nan cantik yang selalu menampilkan senyum manis pada setiap orang. Tapi dibalik...