Gun sudah dua hari tinggal di rumah neneknya, semenjak pertengkarannya dengan Off waktu itu--- selama dua hari ini pula kekasihnya itu bak ditelan bumi, selama Gun mengungsi ke rumah neneknya, Off tidak sedikit pun menghubunginya, apalagi menemuinya atau mencarinya, tidak pernah sama sekali. Hal ini tentu saja membuat suasana hati Gun semakin memburuk---di sisi lain, Gun merindukan kekasihnya itu, tapi di lain sisi Gun masih menyimpan amarah untuk kekasihnya itu yang egois, ditambah Off saat ini tidak memerdulikannya sama sekali. Entahlah, perasaannya benar-benar tidak karuan.
Gun sebenarnya sudah sangat bosan, bagaimana tidak bosan, jika ia yang notabennya adalah manusia paling hiperaktif, harus mengurung diri selama dua hari di rumah neneknya--- Gun bisa saja pergi keluar dan menghabiskan waktunya bersama para sahabatnya, tapi ia masih sangat trauma dengan kasus penculikannya dua minggu yang lalu, lagi pula Tay kemarin sudah melarangnya pergi sendirian, neneknya pun begitu--- jadilah kini Gun hanya bermalas-malasan di rumah neneknya saja.
Gun menuruni tangga dengan lesu, lalu ia menjatuhkan dirinya untuk duduk di atas sofa ruang tengah. Gun saat ini memutuskan untuk bermalas-malasan sambil bermain Handpone saja, ia juga bingung harus melakukan apa, karena di rumah ini sudah ada asisten rumah tangga yang 24 jam tinggal di rumah, jadi semuanya sudah rapi dikerjakan oleh mereka semua yang bekerja di rumah neneknya.
"Arghhhhhhh ya Tuhan, Gun bosannnnnn" pekik Gun sambil mengacak pelan rambutnya
Gun menyandarkan punggungnya ke kepala sofa dengan wajah yang sudah dilipat. Ia benar-benar sangat teramat bosan saat ini
~Cklek~
Pintu utama terbuka dari luar, Gun yang mendengarnya tentu langsung menoleh ke arah pintu tersebut
"Pim" gumam Gun pelan
"Yakkkkk p'Gunnnnnn" pekik Pim dengan suara cemprengnya, ia bahkan langsung berlari dan menghambur ke pelukan sang kakak
Gun hanya memutar bola matanya malas dengan kebiasaan buruk Pim yang selalu memeluk Gun tiba-tiba tanpa memberi salam terlebih dahulu
"Pimmmm, lepaskan p" pekik Gun berusaha melepaskan pelukan sang adik yanh sangat erat
"Tidak mauuu, Pim rindu p'Gunnnn" rancau Pim yang semakin mempererat pelukannya kepada Gun
"PIMMMMM" pekik Gun kencang
pim yang mendengar jeritan sang kakak dengan spontan langsung melepaskan pelukannya, karena Gun berteriak tepat di depan telinga kirinya
"Yak, p'Gunnnnn"
Pim mengelus cepat telinga kirinya yang baru saja mendapat serangan dari suara melengkik milik pria mungil di hadapannya itu
"Salah sendiri" ujar Gun santai sambil kembali memainkan Handpone-nya
Pim memajukan bibirnya, kesal melihat reaksi kakaknya yang sangat menyebalkan itu.
Gun tidak jadi menyalakan layar Handpone-nya, ia baru ingat sesuatu yang harus ia tanyakan kepada adiknya
"Pim"
"Hm?"
Pim menoleh ke arah Gun, dan membuat keduanya saling bertatapan. Pim dapat melihat jika Gun sepertinya akan berbicara sesuatu yang serius kepadanya, sangat terlihat dari raut wajahnya--- dan Pim tahu apa yang akan kakaknya bicarakan padanya
"Ceritakan padaku kenapa kau tidak bisa menjadi pendonor" pinta Gun dengan nada serius
"Pim kan kemarin sudah cerita" ujar Pim sambil duduk di sebelah Gun
"Ya, p' tahu Nong, tapi tolong jelaskan sejelas-jelasnya kenapa hal itu bisa terjadi"
Pim menghela nafasnya pelan, lalu menundukan kepalanya, sedangkan tangannya sudah memainkan ujung bajunya
KAMU SEDANG MEMBACA
OffGun [MPREG]
Cerita PendekTAMAT... Cerita ini merupakan kisah tentang pasangan Off Jumpol dan Gun Atthaphan yang dianugrahi seorang bayi, namun perjalanan Gun untuk mendapatkan seorang bayi tidak semudah membalikan telapak tangan, seperti apakah perjuangan Gun, dan seperti a...