Bagian Lima Belas

10.9K 709 89
                                        

"Gun"

Gun menoleh, ia merasa seseorang memanggilnya, dan ia hafal suara itu, suara itu begitu familiar di telinganya

"Gun"

Lagi? Ya, Gun mendengarnya lagi, Gun berjalan berbalik arah untuk mencari siapa orang yang sejak tadi memanggilnya.

Gun terus berjalan lurus, ia tidak tahu ke mana kakinya membawa tubuhnya pergi, ia hanya mengikutinya saja.

Rupanya kaki Gun membawa Gun menemui seseorang, seseorang yang sangat teramat Gun rindukan

"Ma... Ma... Ma-ma"

Gun terisak, ia tidak menyangka akan kembali bertemu dengan ibunya, Gun ingin memeluk Mama-nya, namun sayangnya kakinya justru memaku Gun untuk tidak beranjak dari tempatnya. Gun ingin berbicara dengan ibunya, namun sayang lidahnya juga terasa kelu. Gun hanya mampu mengeluarkan isakan saja saat ini

"Gun"

Panggil ibu Gun, terdengar begitu lembut di telinga Gun. Ia merindukan suara ibunya, ia merindukan tawa ibunya.

Ibu Gun tersenyum, membelai lembut kedua pipi putranya, entah sejak kapan beliau ada di sana, bahkan Gun pun taktahu sejak kapan ibunya begitu dekat dengannya seperti saat ini.

Gun bisa mencium wangi khas ibunya, bisa melihat secara nyata tatapan mata ibunya yang penuh cinta dan kasih, dan sudah lama tidak Gun dapatkan

"Ma" satu suara lolos dari bibir Gun, dengan susah payah ia keluarkan

"Mama merindukanmu, apa kakak merindukan Mama?" tanya ibu Gun benar-benar lembut

Gun hanya bisa mengangguk, lidahnya masih teramat kelu hanya untuk membuka dan mengeluarkan satu suara saja.

Ibu Gun tersenyum lembut, ia terus menatap Gun penuh cinta dan kasih, layaknya ibu pada umumnya saat sedang menatap anaknya, tatapan itu adalah tatapan yang sudah dua tahun ini Gun rindukan

"Ma, kenapa Mama di sini?"

Akhirnya Gun bisa bersuara, setelah susah payah memaksa lidahnya untuk bergerak

"Harusnya Mama yang bertanya seperti itu, kenapa Kakak ada di sini?"

Gun mengernyitkan dahinya, memang ini di mana? Bukannya ia sedang berada di ruang operasi? Lalu kenapa dia ada di sini?

Gun mengedarkan pandangannya mengelilingi seluruh tempat yang hampir semuanya berwarna putih. Tempat yang sedang Gun tempati dengan sang ibu begitu indah, berwarna putih dihiasi dengan banyak bunga yang mengelilingi tempat itu.

"Ma, kenapa di sini banyak bunga?" tanya Gun

Sang ibu kembali tersenyum, dan membelai lagi kedua pipi Gun lembut. Gun rindu sentuhan ibunya yang terasa sangat hangat dan nyaman

"Semua bunga ini adalah bunga dari kakak dan Pim. Dan yang besar itu dari Papii" ujar ibu Gun, lalu menunjuk bunga besar berwarna ungu yang terdapat di pojok ruangan

"Papii?" tanya Gun bingung

Ibu Gun mengangguk, dan tersenyum lembut ke arah putra menggemaskannya itu

"Yang ini juga, yang Mama pegang adalah bunga dari Papii"

Ibu Gun menunjukkan satu tangkai bunga mawar berwarna ungu yang entah sejak kapan ia pegang

"Ma, apa Papii yang Mama maksud, kekasih Gun?" tanya Gun memastikan

"Tentu, siapa lagi. Dia selalu mengunjungi Mama setiap bulan, dia selalu memberi Mama banyak bunga. Dan bunga ini adalah yang paling spesial, Papii memberi ini saat ia meminta izin untuk menjaga kakak, menjadikan kakak kekasihnya" tutur ibu Gun

OffGun [MPREG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang