Bagian Tiga Puluh Sembilan

8.3K 447 73
                                    

"p~ kenapa kau menuruti kemauannya p~" protes Off saat Gun sudah menghilang di balik pintu ruang kerja Nama

Nama menatap Off, ia terus menatap pria sipit itu cukup lama, sebelum akhirnya menghempaskan nafasnya kasar.

"Off, berhenti mengekangnya"

"Apa maksudmu p?"

"Off, berhenti posesif begini pada Gun. Dia butuh kebebasan Off, biarkan dia beraktivitas sebagaimana mestinya"

"Tapi bagaimana Bubu p~" pekik Off menahan amarahnya, ia tidak mungkin meledekannya di sini, ia tidak ingin bertengkar dengan Nama, apalagi sampai ketahuan Gun

"Bubu akan baik-baik saja Off. Gun yang harusnya kau pikirkan! Bubu seperti ini bukan karena Gun sakit, tapi karena kau terlalu posesif padanya!"

Off menatap tajam ke arah Nama, bukan marah, melainkan terkejut dengan ucapan Nama yang sedang terang-terangan menyalahkannya. Benarkah? Apa Bubu begini gara-gara dirinya?

"Karena kau mengekang Gun, Ia jadi stres dan tertekan, itu yang membuat detak jantung Bubu melemah. Aku tahu kau baru saja memarahinya kan?!"

"Dari mana kau tahu?!"

"Aku dokternya Off, aku tahu psikologis semua pasienku. Saat Gun menatapku tadi, itu sudah jelas terlihat dia sedang tertekan, bahkan saat dia menatapmu, lalu menundukkan kepalanya, itu sudah jelas terbaca Off, jika kau baru saja memarahinya. Berhenti mengekangnya Off, kumohon."

"p~ bahkan aku tidak berniat mengekangnya, aku memarahinya karena dia tidak mau pergi ke sini p' makanya aku marah padanya, aku tidak suka dia selalu bersikap baik-baik saja di saat dirinya justru tidak baik-baik saja p. Aku juga tidak pernah melarangnya untuk melakukan apa pun, asalkan tidak membahayakan dirinya dan juga Bubu, aku akan mengizinkannya p~ " jawab Off membela dirinya sendiri. Meskipun begitu, rasa bersalah mulai menghinggapinya saat Nama baru saja membeberkan fakta jika dialah yang menjadi penyebab penderita yang Gun alami terjadi

"Aku tahu kau trauma Off tentang pendarahan kemarin, tapi itu tidak bisa mengubah apa pun. Semuanya sudah terjadi, dan kini Bubu baik-baik saja, karena Gun juga baik-baik saja. Kau ini calon ayah, dan suami bagi Gun, bukan komandan perang yang sedang mengatur prajuritnya untuk patuh. Kau paham maksudku?" Tanya Nama dengan suara yang begitu tegas

"Khap p~"

"Gun tidak akan bisa mengendalikan emosinya jika kau juga tidak bisa mengendalikannya Off. Kau tidak perlu mengekangnya, kau hanya perlu mengawasinya dan menegurnya jika dia salah. Biarkan Gun beraktivitas sebagaimana mestinya."

"..." Off diam, mencerna semua omelan Nama yang terngiang di otaknya. Selama ini ia terlalu posesif pada Gun, dan tanpa sadar hal itu malah membuat Gun tertekan, malah membuat Gun stres karena memikirkan ocehannya

"Off, jangan bentak Gun jika dia keras padamu, cobalah untuk sedikit mengalah, dan memperingatinya dengan lembut, jika kau tak sanggup, kau punya ibu dan orang sekitar yang bisa menasehatinya."

"Khap p~ aku akan mencoba merubah sikapku padanya"

"Harus! Aku memang tidak mengenal Gun sebaik kau, tapi aku tahu Gun adalah orang yang pemikir, dan keras kepala, jadi tolong buat dia untuk tidak berpikir yang berat, dan cobalah untuk mengalah, Off. Kehamilannya terganggu, karena pikirannya kacau, dan membuat dia akhirnya merasa tidak nyaman. Kau harus mengerti Gun lebih lagi Off"

Off menghembuskan nafasnya pelan, membuang semua amarah yang bersarang di tubuhnya. Berharap emosinya juga ikut meluap seiring dengan hembusan nafasnya yang ia keluarkan.

"Jangan paksakan kehendakmu padanya, biarkan dia lakukan apa yang dia mau, jika itu membuatnya justru menjadi bahagia, biarkan dia melakukannya."

Off mengangguk, tidak ada kata yang tepat untuk meladeni ucapan Nama, semua yang dia katakan benar, Off harus lebih mengerti Gun, lebih membebaskan Gun, dan lebih percaya pada Gun jika ia bisa menjaga kandungannya.

OffGun [MPREG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang