Bagian Tiga Puluh Lima

7.6K 511 117
                                    

Pagi ini Gun bangun lebih awal dari biasanya, kali ini ia terbangun bukan karena mual yang menderanya, melainkan sesuatu yang mengejutkan telah terjadi padanya. Apa yang mengejutkan itu sampai-sampai membuat pria mungil nan menggemaskan terkejut?

"Aouhhhh Bubu, kau masih empat bulan sayang, tapi kenapa kau sudah bergerak sekeras ini hmmm?" Pekik Gun dengan mata membulatnya

Dalang dari keterkejutan Gun di pagi hari berasal dari sang jabang bayi yang berada di dalam perut membuncitnya. Bubu bergerak sangat kencang, dan itu membuat Gun terjaga dari tidurnya karena merasakan gerakan yang seolah sedang ditunjukan Bubu untuk membangunkan dirinya.

"Apa kau lapar hmmm?" Tanya Gun sembari mengelus perutnya dengan gerakan memutar, meraba setiap inci permukaan kulit perutnya yang sudah mulai melebar seiring dengan pertumbuhan Bubu yang semakin membesar

Gun terus mengelus sayang perut bulatnya itu, menatapnya dengan tatapan sayang, bahkan bibirnya tanpa terasa sudah menyunggingkan seutas senyum manisnya.

Sembari mengelus Bubu di balik perutnya, Gun sesekali terkekeh dengan apa yang baru saja ia rasakan, ini kali pertama Bubu bergerak sangat cepat di dalam perutnya, bahkan gerakannya sangat dapat Gun rasakan. Bagaimana menjelaskan rasanya, sulit bagi Gun mengutarakannya. Aneh, bahagia, geli, berdebar, semua rasa Gun rasakan saat Bubu bergerak.

"Aohhhhh, tadi Bubu bergerak saat Papa sedang bobok, tapi kenapa sekarang diam hmmmmm? Ayo bergerak lagi, Papa ingin merasakannya lagi" pinta Gun saat anaknya tidak kunjung bergerak

Gun menyandarkan punggungnya di kepala ranjang, tangannya kembali mengelus perutnya perlahan. Mata Gun yang sedang fokus memandang ke bawah, kini menoleh ke samping, tepatnya ke meja nakas yang berada di samping kanannya, tangannya langsung menyambar benda persegi berwarna putih kesayangannya, menyalakan layarnya, dan membuka aplikasi LINE yang tersedia di dalamnya.

Hubby

Papii

Papii~ Gun rindu Papii, apa Papii sudah pulang dari Indonesia?

Gun mematikan kembali layar handphone-nya, wajahnya sedikit cemberut, dan itu karena sang suami yang ia rindukan tidak kunjung membalas LINE yang ia kirimkan. Tidak sabaran, ya itulah Gun Atthaphan, baru saja sekian detik ia mengirimkan pesan kepada Off, tapi ia sudah tidak sabaran menunggu Off segera membalas pesannya. Apa itu karena efek rindu? Ah, entahlah.

"Bubu, Papii nakal" adu Gun sembari kembali menatap perutnya yang juga tidak kunjung bergerak itu

Gun semakin memajukan bibirnya, wajah sumringahnya berubah menjadi sangat masam saat ini. Gun merasa kesal, bukan hanya dengan Off yang tidak membalas LINE darinya, melainkan juga karena Bubu yang tidak kunjung mengabulkan keinginan Gun untuk kembali merasakan pergerakannya.

Tapi tunggu!

Tunggu dulu!

"Apa ini? Aihhhhh Kau bergerak sayang?"

Gun memekik kegirangan saat Bubu bergerak memutar di dalam perutnya, Gun bisa merasakannya lagi, bahkan tangannya juga merasakan getaran hebat yang timbul karena gerakan Bubu itu. Wajah masamnya kembali menjadi sumringah, saking bahagianya, Gun bahkan memeluk perutnya dengan kedua tangan yang ia silangkan, persis seperti sedang memeluk dirinya sendiri.

OffGun [MPREG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang