Lima hari telah berlalu, Gun melewati hari-harinya penuh dengan perjuangan dan penyiksaan, selama lima hari ini Gun terus merasakan mual dan harus menahan sakit yang teramat di perutnya. Tapi hari ini berbeda dari hari-hari sebelumnya, hari ini Gun nampak sangat bahagia, bahkan sejak tadi senyumnya tidak pernah pudar, senyum itu terus mengembang manis di wajah imutnya
"Papii~" rengek Gun saat kekasihnya baru saja muncul dari dalam kamar mandi
"Iya, kenapa hmmm? Apa perutmu sakit lagi? " tanya Off santai sambil berjalan menuju ranjang kekasihnya
Gun menggelengkan kepalanya, namun senyumnya tetap ia pertahankan, bahkan saat Off sudah sampai di hadapannya Gun semakin melebarkan senyumannya membuat lesung pipinya terbentuk indah di kedua pipi gembilnya
"Kau kenapa sih?" tanya Off yang memandang Gun dengan tatapan bingungnya
Gun bukannya menjawab, ia malah memeluk pinggang Off yang sedang berdiri di depannya
"Gun seneng Papii, sebentar lagi kan Gun mau disuntik" ujar Gun sambil terus memeluk pinggang kecil kekasihnya itu, suaranya terdengar sangat bahagia
Off menarik kedua ujung bibirnya, membentuk senyum simpul di wajah orientalnya
"Iya aku juga jadi tidak sabar" ujar Off sumringah sambil mengelus lembut surai hitam Gun
Off tentu senang, sebentar lagi Gun akan segera melakukan proses pembuahan di rahim buatannya--- Off juga tidak sabar ingin segera pulang ke Thailand, ia berharap setelah proses pembuahan itu berlangsung, Gun segera diperbolehkan pulang ke Thailand. Bukan hanya Off saja yang ingin pulang, Gun juga ingin segera pulang ke Thailand, ia bosan terus-menerus berbaring di ranjang rumah sakit, ia ingin bertemu teman-temannya, ia sangat rindu seluruh orang terdekatnya di Thailand.
Saat sedang asik-asiknya melamun dan berpelukan, pintu kamar rawat Gun terbuka, Off dan Gun langsung menatap ke arah pintu, untuk mencari tahu siapa yang membuka pintu itu.
"Selamat Siang Tuan Atthaphan, Tuan Jumpol" sapa seorang pria paruh baya dengan wajah ramahnya
"Siang Dokter Seon"
"Siang Dok"
Sapa Off dan Gun bersautan. Pria paruh baya itu adalah dokter Seon, orang yang sejak pagi tadi Gun tunggu-tunggu kedatangannya.
Dokter Seon tersenyum ramah, lalu berjalan menuju ke arah Off dan Gun berada, di belakangnya perawat Nam mengikuti sambil membawa sebuah alat besar yang ia dorong, entah untuk apa alat itu
"Bagaimana apa masih mual?" tanya Dokter Seon setelah sampai di ranjang Gun
"Masih Dok, tapi tidak terlalu parah" jawab Gun
"Bagus, berarti tubuh Anda sudah terbiasa dengan rahim buatan itu" ujar Dokter Seon lagi
Gun hanya mengangguk dengan wajah sumringahnya, ia sebenarnya sedikit gugup--- tapi saat ini rasa bahagianya lebih mendominasi ketimbang rasa gugupnya, dan itu karena sebentar lagi dirinya akan melakukan suntik pembuahan.
Dokter Seon kini sudah berada di samping benda besar yang Perawat Nam bawa tadi, ia sedang berusaha menyelakannya. Setelah melihat dengan jelas benda itu, Off dan Gun akhirnya tahu jika benda itu adalah alat untuk USG
Di samping Gun, Perawat Nam sudah membuka sedikit baju Gun di bagian perut, ia melakukannya saat Gun sudah berbaring di tempat tidur --- luka operasi Gun kini dapat terlihat jelas di mata Off yang sudah memasang wajah ngerinya--- ia ngilu melihat sayatan di bagian bawah perut kekasihnya yang sudah tidak tertutup kain kasa lagi--- luka Gun sih memang sudah mulai mengering, tapi tetap saja masih sangat terlihat menyeramkan di mata Off, apa lagi jaitannya, melihat itu membuat perut Off juga ikut menjadi terasa ngilu.
KAMU SEDANG MEMBACA
OffGun [MPREG]
Short StoryTAMAT... Cerita ini merupakan kisah tentang pasangan Off Jumpol dan Gun Atthaphan yang dianugrahi seorang bayi, namun perjalanan Gun untuk mendapatkan seorang bayi tidak semudah membalikan telapak tangan, seperti apakah perjuangan Gun, dan seperti a...