Bagian Tiga Puluh Empat

6.9K 491 56
                                    

Puas menangis, Gun tidak sadar tertidur sambil meringkuk di atas ranjangnya. Tangannya memeluk erat TaoTao yang merupakan boneka kesayangannya itu sampai pagi menjelang.

Gun membuka mata bengkaknya setelah alarm di handphone-nya berdering sangat nyaring di samping kepalanya. Tangannya meraba mencari-cari ponselnya yang terus menggema di seluruh ruang tidur miliknya.

Gun merenggangkan sebentar tubuhnya yang sedikit pegal, lalu langsung beranjak dari atas ranjang dengan sedikit terhuyung, efek karena Gun terlalu lama menangis sepanjang malam, ditambah dirinya yang langsung tertidur, sehingga membuat kepalanya sangat pening dan sakit.

Gun membasuh wajahnya di dalam kamar mandi yang berada di kamarnya, berharap dengan membasuh wajahnya dengan air dingin pening yang sedang menderanya segera enyah. Gun kembali ke dalam kamarnya, melirik jam yang berada di dinding kamar.

"Pukul sepuluh"

Siang ini Gun memiliki jadwal dengan Nama untuk kontrol kandungan. Sebenarnya Gun dijadwalkan pergi kontrol lusa, tapi berhubung lusa Gun ingin bertemu Off, dan ditambah dengan pikiran negatif yang kembali mengerogoti Gun mengenai status Bubu, akhirnya Gun memutuskan untuk pergi menemui Nama hari ini.

Gun memutuskan pergi seorang diri ke rumah sakit, tanpa di temani oleh siapa pun--- itu memang keinginan Gun, bahkan dirinya harus mengandap-ngendap keluar dari rumah agar Pim tidak tahu jika dirinya ingin pergi. Gun sedang ingin sendiri, ia juga ingin konsultasi dengan Nama tanpa ada seorang pun yang mengetahuinya.

"Ahhh, sawadhi kha Nong" sapa Nama saat melihat pria mungil muncul dari balik pintu

"Sawadhi p"

Gun masuk ke dalam ruang pemeriksaan sambil mengatupkan kedua tangannya sebagai ucapan salam.

"Kau sendirian?" Tanya Nama ramah

"Khap"

Gun menganggukkan kepalanya pelan, lalu berjalan mendekati meja Nama, lalu duduk di sebrangnya

"Ke mana suamimu hmm?" Goda Nama jahil dengan senyum manisnya

"Dia sibuk mencari seonggok berlian p" balas Gun dengan kekehan pelannya

"Hahahah, benarkah? Aku doakan supaya ia mendapatkan sebongkah berlian itu"

Gun hanya tersenyum menanggapi godaan sang dokter kandungan baik hati itu

"Ya sudah, ayo kita mulai perikasanya"

Nama beranjak dari duduknya, lalu berjalan menuju ranjang pasien yang berada di dalam ruangannya--- Gun mengikuti Nama, lalu berbaring di ranjang berwarna hitam itu.

Nama membuka ujung pakaian yang dikenakan Gun, memberikan permukaan kulit perut Gun dengan gel dingin berwarna biru, ia lalu memulai memeriksa kandungan Gun dengan benda USG di tangannya.

"Kandunganmu bagus, Bubu berkembang dengan sangat sehat. Tangannya sudah mulai muncul, kakinya juga, jemarinya masih berbentuk selaput, apa kau melihatnya?" ujar Nama sembari memerhatikan layar kecil yang berada di hadapannya, begitu pun dengan Gun yang melihat janinnya di layar yang berada di hadapannya

"Hmmm, tangannya kecil sekali p~"

Gun mengangguk, ia begitu bahagia saat melihat anggota tubuh Bubu sudah mulai bermunculan.

"Ya seperti ikan kecil kan?"

"Kekekek ya p~ sangat kecil" kekeh Gun sambil terus memerhatikan sang jabang bayi di dalam layar

"Nong, apa kau ingin mendengar detak jantungnya?" Tanya Nama lembut

Gun menatap Nama dengan wajah yang sedikit menyendu, Nama melihatnya, namun dirinya memilih untuk diam tak bersuara.

OffGun [MPREG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang