Bagian Tiga Puluh Delapan

9.2K 468 48
                                    

Waktu memang masih menunjukan pukul enam pagi, dan mungkin banyak diantara masyarakat Thailand yang masih terlelap di balik selimut hangat mereka, tapi tidak untuk Off dan Gun yang kini justru sudah berada di lokasi syuting series mereka sejak pagi buta.

"Bebii, apa kau masih mengantuk? Tidurlah kalau masih mengantuk" ucap Off saat Gun baru saja memeluk tubuhnya yang sedang bersandar di atas sofa coklat

Gun menganggukkan kepalanya di dalam dekapan Off, kemudian memejamkan matanya, dan mengeratkan pelukannya di area pinggang suami tercintanya itu. Off mengecup puncak kepala Gun sebagai jimat penghantar tidur bagi Wifu mungilnya itu, ia juga tidak lupa membalas pelukan hangat yang Gun berikan--- keduanya saling berpelukan, Off menyandarkan pipinya ke puncak kepala Gun sembari kembali membaca skrip yang sutradara berikan untuknya, sedangkan Gun kini sedang berusaha berjalan menuju alam mimpinya.

Off terus fokus pada ribuan huruf yang tertulis di atas kertas tebal di dalam genggamannya--- menghayati setiap kata, frasa, klausa, dan kalimat yang sedang ia baca mengenai adegan berikutnya yang harus ia perankan, namun fokusnya terpecah saat tiba-tiba Gun bersuara di dalam dekapannya.

"Papii, Gun tidak bisa bobok" rengek Gun sembari menghentakkan kedua kakinya kesal

Off melirik pria mungilnya itu, sedikit menyunggingkan senyuman saat mata sipitnya menangkap moment Gun yang berperilaku seperti anak-anak sedang merajuk pada Ayahnya.

"Ya kalau ga bisa bobok, main sana, biasanya kau becicilan kalau di lokasi syuting" ujar Off santai, kemudian menuntun pandangannya untuk kembali membaca skrip

Si pria mungil yang mendengarkan ucapan cuek dari suaminya itu kini sudah memajukan bibir ranumnya, jika sudah seperti itu, tandanya dia sedang merajuk pada orang yang sedang ia peluk, merajuk karena diabaikan, dan tidak diperhatikan. Gun bahkan terkadang heran dengan dirinya sendiri yang bisa-bisanya jatuh cinta pada mahluk secuek dan seacuh seperti Off--- Gun adalah tipe yang selalu ingin diperhatikan dan dimanja, sedangkan Off? Apa, dia kadang-kadang saja memanjakan Gun, sangat berbeda dengan pasangan lain yang selalu memanjakan pasangannya setiap saat di mana pun, dan kapan pun.

"Papii jahat" gerutu Gun dengan nada pelan, namun masih bisa terdengar jelas di telinga Off

Off berdecak, lalu meletakan skrip yang sedang ia pegang ke handle sofa. Jika Gun sudah menggerutu seperti yang baru saja ia dengar, itu artinya adalah peringatan bagi Off untuk menjadikan Gun sebagai fokus utamanya.

"Lalu, kau mau apa hmm? Kenapa kau mengataiku jahat, padahal aku tidak berbuat apa pun yang menyakitimu." Ujar Off sembari membawa wajah Gun untuk bertemu dengan wajahnya, mereka kini saling bertatapan. Lalu setelah berucap, Off mengecup mesra bibir menggoda Gun.

Gun menyembunyikan wajahnya kembali di dada hangat sang suami tersayangnya itu, menyembunyikan guratan merah muda yang sudah memanas di pipinya. Malu? Tentu. Meskipun mereka sudah sering melakukannya, tapi tetap saja saat Off memperlakukannya begitu lembut, Gun akan terpukau dan ya, akan berakhir memerah seperti ini.

"Gun, tidak ingin apa-apa"

Off menautkan kedua alisnya, menatap ke bawah dengan wajah bingungnya.

"Lalu kenapa kau bad mood begini? Biasanya kau sudah hilang entah ke mana kalau kita sudah di lokasi syuting"

"Gun tiba-tiba tidak enak badan, rasanya aneh"

"Aneh?"

"Hmmm" angguk Gun

"Apa kau sakit?"

Gun menggelengkan kepalanya saat Off mengajukan pertanyaan padanya, sedangkan Off langsung mengarahkan punggung tangannya menuju kening Gun, memeriksa suhu tubuh Gun untuk memastikan kondisi pria imut itu.

OffGun [MPREG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang