Bagian Tiga Puluh Tujuh

8.7K 473 64
                                    

Hari ini adalah hari di mana Gun memulai bedrest-nya, sesuatu yang sangat ia tidak sukai, tapi demi kebaikan calon buah cintanya bersama Off, Gun rela melakukannya, meskipun nantinya Gun akan gelisah karena bosan.

Gun saat ini sedang menyandarkan punggungnya di kepala ranjang sembari mengamati Off yang sedang berpakaian. Mata indahnya terus menatap Off dengan wajah yang terlihat begitu murung.

"Papii" panggil Gun dengan nada khasnya

"Khap sayang"

Off yang masih asik bercermin dan merapihkan penampilannya hanya menjawab singkat panggilan Gun itu, sembari menatap Gun yang bayangannya terpantul di dalam cermin--- Off melihat wajah cemberut Gun sedang tertunduk dari pantulan cermin di hadapannya.

"Papii, Gun bosan" rengek Gun yang mulai bosan hanya berbaring di atas kasur

Pria mungil itu baru satu hari bedrest tapi rasa bosan sepertinya sudah mulai melanda dirinya. Ia tidak bisa membayangkan masih ada enam hari yang harus dia lalui hanya di atas kasur saja.

"Ini masih pagi, kau sudah bosan?" Tanya Off sembari berjalan mendekat ke arah Gun

Gun mengangguk imut untuk menanggapi pertanyaan suaminya itu, bibir ranumnya ia pout-kan bak anak kecil yang sedang merajuk.

"Gun bosan hanya di tempat tidur saja Papii, Gun ingin jalan-jalan" rengek Gun dengan kedua tangan yang sudah memegang tangan kanan Off sembari menggoyang-goyangkannya

Off mengusap lembut kepala Gun, kemudian duduk di samping kekasih hatinya itu. Off tahu jika pria becicilan seperti Gun tidak akan kuat hanya berdiam diri di atas tempat tidur seperti ini, tapi saat ini Off tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong Gun, pria mungil itu harus berbaring selama beberapa hari untuk memulihkan kondisinya dan juga janinnya di dalam perut.

Off merengkuh pinggang Gun, membawa tubuh mungil Gun ke dalam pelukannya, memeluk pria imut itu dengan begitu eratnya.

"Bersabarlah sayang, ini demi kebaikanmu, kebaikan Bubu juga, kau tidak boleh mengeluh, jalani saja oke" pinta Off pada Gun sembari mengelus punggungnya lembut

Gun hanya mampu mengangguk saja, menuruti permintaan sekaligus perintah dari suami tampannya itu. Dirinya yang harus bedrest, itu disebabkan karena ulahnya sendiri, dan kini Gun harus menanggung akibat dari perbuatannya yang telah melukai Bubu, bahkan dirinya dan Off hampir kehilangan Bubu karena ulahnya yang ceroboh berlari dalam keadaan mengandung, jadi saat ini yang bisa Gun lakukan hanyalah bersabar, dan bersabar untuk menjalani semuanya, untuk memulihkan kondisinya dan Bubu pascapendarahan tempo hari.

"Papii~"

"Kenapa hmm? Apa kau lapar?"

Gun menggeleng, kemudian wajahnya mendongak untuk menatap wajah Off.

"Papii, bisakah kita hubungi p'Mook sekarang?"

Off menatap kedua manik mata Gun, mencari kesungguhan dari permintaannya itu.

"Apa kau serius?"

"Khap Papii, Gun ingin meminta maaf padanya"

Sejak Gun tahu jika dirinya telah salah paham dengan Mook, dan menuduh wanita jangkung itu ingin merebut Off darinya, Gun merasa sangat bersalah dengan mantan kekasih dari suaminya itu. Gun telah menyakiti hatinya bahkan mengatainya dengan kata-kata yang begitu kasar. Karena itu, Gun saat ini ingin meminta maaf pada Mook.

"Baiklah, aku harap Mook mengangkat teleponku"

Off mengambil handphone-nya yang terletak di atas meja nakas, lalu membuka aplikasi LINE untuk menghubungi Mook. Off berharap Mook mengangkat panggilan teleponnya, dan juga berharap jika dirinya tidak mengganggu waktu istirahat wanita jangkung itu, karena waktu di Thailand dengan di Amerika berbeda 24 jam, Off takut saat ini Mook sedang beristirahat.

OffGun [MPREG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang