Bagian Dua Puluh Sembilan

8.7K 517 122
                                    

Pagi ini seorang pria mungil nampaknya sedang tidak bersemangat, wajah imutnya ia tekuk dan sangat terlihat lesu. Pria mungil nan menggemaskan itu menghempaskan bokong sintalnya ke atas sofa hitam yang terletak di sebuah ruangan besar untuk para artis GMM berkumpul sekaligus beristirahat dari penatnya syuting atau pun meeting.

"Nong" sapa pria yang lebih besar dari pria mungil itu

"p'New~" rengek pria mungil itu pada pria blasteran Inggris tersebut

"Khap, kau menginginkan sesuatu?" Tanya New menduga-duga

Pria mungil itu menggelengkan kepalanya pelan dengan raut wajah yang menurut New sangat menggemaskan

"Yak Gun" pekik New sambil mencubit kedua pipi pria imut itu karena gemas

Gun menepis cubitan tangan New di pipinya, bibir ranumnya bahkan sudah mengerucut menggemaskan membuat kadar keimutannya semakin meningkat.

"Kau dan Off baru dipingit satu hari Nong, kenapa sudah mudi begini, hmm?" Tanya New saat melihat kelakuan adiknya itu sambil menggelengkan kepalanya dan kembali menatap layar handphone-nya

Gun semakin mengerucutkan bibirnya, bahkan kedua lengannya sudah terlipat manis di dadanya. Benar-benar kekanakkan, pikir New seperti itu.

Pascapertemuan keluarga yang Gun dan Off lakukan tempo hari, kedua keluarga mereka sepakat untuk mengadakan proses pingitan sebelum pernikahan Off dan Gun dilaksanakan. Proses pingitan tersebut harus Off dan Gun hadapi satu Minggu sebelum keduanya menikah. Off dan Gun baru akan dipertemukan dan kembali bersama di altar pernikahan nanti.

Awalnya Off dan Gun menolak usulan mengenai proses pingitan tersebut, alasannya tentu karena mereka tidak ingin dipisahkan, apalagi tidak boleh bertemu sama sekali selama satu minggu. Bagi mereka itu sangat teramat menyiksa, terutama bagi Gun yang memang tidak bisa jauh dari Off barang sesenti pun semenjak dirinya hamil. Tapi pada akhirnya proses itu mau tidak mau harus mereka lakukan, karena kedua keluarga keduanya yang masih memegang teguh adat istiadat, dan terpaksa harus mereka turuti.

Off dan Gun memulai proses pingitan itu pada hari ini, keduanya benar-benar dilarang berkomunikasi apalagi bertatap muka, dan sepertinya Off benar-benar menuruti serta mengikuti proses pingitan itu dengan sungguh-sungguh. Off yang memutuskan untuk tinggal di rumah orang tuanya di Hua Hin sejak tadi pagi tidak bisa dihubungi oleh Gun, bahkan setiap Gun mencoba melakukan Video Call dengan kekasihnya itu yang mengangkatnya pasti Prew atau Ny. Dararat dan berakhir Gun yang kena semprot omelan dari calon kakak ipar serta ibu mertuanya itu. Mereka  mengomelinya, dan mengatakan untuk berhenti menghubungi Off karena  keduanya yang masih dalam proses pingitan.

Gun yang biasanya setiap pagi bisa mencium dan memeluk Off, tadi pagi hanya bisa memeluk guling. Bahkan yang biasanya setiap pagi Gun terbangun karena elus tangan Off di perutnya, kini harus terbangun hanya dengan jeritan suara alarm yang memenuhi kamarnya. Baru satu hari dipingit, Gun sudah rindu berat dengan Off, apalagi dia harus melakukannya selama seminggu, sepertinya Gun akan mati karena rindunya itu.

"Nong~ kenapa melamun hmm?" Tanya New yang menggibas-gibaskan lengannya di hadapan mata Gun

"p~ Gun rindu Papii~" rengek Gun dengan wajah sedihnya

"Kemarilah"

New merengkuh tubuh mungil Gun, membawanya ke dalam dekapan hangat kekasih Tay Tawan itu. Gun menyandarkan kepalanya di dada bidang New, wangi tubuh New menguar masuk ke rongga hidung Gun, dan itu membuat Gun justru semakin rindu dengan kekasihnya. Ia ingin dipeluk Off. Gun ingin mencium wangi kekasihnya, bukan wangi New. Tanpa sadar Gun menjatuhkan setetes air mata, lalu kemudian ia mengusap air mata itu dengan kasar. Ia tidak boleh cengeng, tidak boleh kekanakan seperti ini. Itu pikiran Gun.

OffGun [MPREG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang