Bagian Tiga Puluh Dua

8.8K 495 36
                                    

Seminggu telah berlalu semenjak acara resepsi pernikahan Off dan Gun selesai digelar di Chiang Mai. Sepulangnya dari Chiang Mai, Off dan Gun kembali dihimpit jadwal syuting TOL yang  menumpuk.

Seminggu telah berlalu begitu cepat, sama cepatnya dengan perubahan pada tubuh Gun yang kian hari semakin aneh dan berbeda. Memasuki usia kandungan empat bulan, Gun kini menjadi semakin sensitif, bukan hanya dalam segi emosi, melainkan juga dari segi nafsu makan dan hormonal. Gun yang mengidap moodswing semenjak hamil suasana hatinya menjadi lebih sensitif lagi, terkadang Gun bisa begitu ceria, namun terkadang ia bisa sangat sedih dan murung, tapi beruntungnya meskipun moodswing Gun sering kambuh, tetapi ia tidak pernah marah-marah atau pun sinis dengan orang lain tanpa sebab, Gun hanya akan murung atau menyendiri untuk menenangkan dirinya. Perubahan dari segi nafsu makan, di usia empat bulan ini Gun malah mengalami mual yang sangat parah sehingga membuatnya menjadi susah makan, dan pemilih dalam urusan makan. Pada segi hormonal, Gun menjadi lebih sensitif saat mendapatkan sentuhan dari Off, sekali pun Off tidak sengaja menyentuhnya--- contoh yang paling kentara ialah, Gun yang bisanya nyaman-nyaman saja jika bokongnya diremas oleh Off saat suaminya itu ingin tidur, kini justru tidak nyaman dan membuat dirinya menjadi gelisah--- terkadang Gun juga merasakan jika dirinya sangat ingin berdekatan dan manja dengan Off, tapi terkadang juga Gun sama sekali tidak ingin disentuh oleh Off, meskipun Off hanya ingin memeluknya saja. Perubahan hormonal tersebut sangatlah mengganggu bagi Gun.

Gun yang merasa aneh dan tidak nyaman dengan perubahan sikap dan tubuhnya itu terkadang merasa frustasi dan terganggu, belum lagi semenjak usia kandungannya yang sudah menginjak empat bulan, pinggang dan kaki Gun menjadi mudah sakit, wajahnya pun menjadi sangat kering dan mudah mengelupas membuat dirinya semakin stres dan tertekan. Sepertinya semakin kandungannya membesar, Gun harus semakin menyiapkan mentalnya untuk menjadi ekstra sabar agar dirinya dapat menghadapi perubahan yang akan terus terjadi dalam tubuh dan emosionalnya.

Contohnya seperti pagi ini yang tidak seperti pagi-pagi sebelumnya. Gun terbangun dari tidur lelapnya saat perut besarnya kembali terasa mual bagaikan mesin giling yang sedang mengaduk-aduk sesuatu, rasanya sangat melilit dan mual.

Gun berlari cepat ke arah kamar mandi dengan mata yang masih setengah terpejam, bahkan Gun berlari dengan setengah terhuyung karena baru saja terbangun mendadak dari aktivitas tidurnya.

~Huek... Huek... Huek...~

Lagi dan lagi Gun kembali harus berhadapan dengan rasa mual yang telah menjadi teman akrabnya selama satu minggu ini. Gun terus mengeluarkan cairan dari dalam perutnya, karena hanya itu yang tersisa di perutnya, seluruh isi di dalam lambungnya sudah hilang tertelan pipa wastafel malam tadi.

Suara pekikan Gun di dalam kamar mandi membuat Off yang masih asik terlelap secara perlahan mulai terjaga dari alam mimpinya. Mata sipitnya mengerut akibat bias cahaya yang menyeruak menyilaukan kornea matanya.

"Bebii" panggil Off dengan suara serak khas orang yang baru saja bangun tidur

"Huek... Huek... Huek"

Panggilan Off hanya dibalas dengan suara ongkekan parau yang keluar dari mulut Gun di depan wastafel--- Off berjalan gontai menuju kamar mandi dengan wajah bantalnya. Pria jangkung itu kemudian menghampiri Gun yang masih asik menundukkan kepalanya di depan wastafel.

"Bebii~" panggil Off sambil memijat tengkuk Gun pelan

Gun membilas mulut dan wajahnya setelah ia sudah merasa sedikit lebih baik. Ini adalah pagi yang buruk bagi Gun, wajahnya benar-benar memucat, bahkan matanya begitu sayu dan sendu. Off menatap Gun dengan wajah sedih bercampur kasihan, ia tentu sangat tidak tega melihat Wifu-nya menderita seperti ini, harus menghadapi mual yang terus menyerangnya tanpa henti.

OffGun [MPREG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang