Bagian Empat Puluh Dua

7.1K 443 74
                                    

Senja mulai terlukis orange di langit kota Bangkok, pertanda jika waktu siang sudah berganti menjadi waktu menjelang malam. Di saat sebagian besar penduduk Kota Bangkok pulang ke rumah mereka masing-masing untuk menikmati malam bersama keluarga, lain halnya dengan Gun si pria mungil yang sedang mengandung itu, pria mungil itu justru akan pergi di hari yang sudah gelap ini. Sejak pukul lima sore tadi, Gun sudah rapi dengan style khasnya, ia kini sedang duduk-duduk di sofa empuk ruang keluarga yang terdapat di rumah sang nenek sedang menunggu waktu untuk pergi ke ulang tahun Jami, sahabat dari Olive yang mengundangnya satu minggu lalu. Acara ulang tahun Jami dimulai pada pukul tujuh malam, Gun masih memiliki satu jam untuk sekedar bersantai sembari menunggu suaminya pulang dari aktivitas syuting TOL. Sembari menunggu Off, Gun asik menonton TV sambil sesekali membalas pesan yang masuk ke aplikasi LINE-nya, entah itu dari Olive, Off, Kwang, Godji, dan para sahabatnya yang lain.

Tunggu, apa kata Gun tadi, dia akan pergi ke ulang tahun Jami? Bukan kah Off melarangnya datang ke acara itu? Atau mungkin justru sebaliknya, Off malah mengizinkan Gun pergi ke acara tersebut? Kok bisa sih?

Flashback On

Satu minggu yang lalu

Setelah Olive pulang, Gun langsung menuju kamarnya untuk melihat suaminya yang sempat kesal saat ia tinggalkan tadi. Gun membuka pelan pintu kamarnya, sedikit mengintipkan wajahnya untuk melihat keberadaan Off, setelah tahu di mana suaminya itu berada, Gun kemudian masuk ke dalam kamar, lalu mengunci pintu kamarnya--- Gun harus berjaga-jaga siapa tahu Off akan melanjutkan aktivitas panas mereka yang sempat tertunda gara-gara kedatangan Olive, Gun tidak ingin kecolongan lagi seperti tadi saat Pim mengetuk pintunya yang sebenarnya tidak terkunci, untung saja Pim tidak membuka pintu kamarnya tersebut, kalau ia membukanya tanpa permisi, bisa bahaya, adiknya yang masih kecil harus melihat adegan senonoh kakak dan suaminya, Gun tidak ingin hal tersebut terjadi. Gun juga sudah bisa memastikan jika dirinya akan menjadi bulan-bulanan Pim yang meledeknya jika dirinya ketahuan sedang ekhm ekhm dengan Off. Ah, mau taruh di mana muka imutnya itu, jika adiknya memergokinya sedang bercinta? Membayangkannya saja sudah membuat Gun lemas karena malu.

Gun berjalan menuju ranjangnya di mana Off sedang menyembunyikan seluruh tubuhnya di balik selimut tebal yang menutupinya.

"Papii"

"..."

"Papii~ jangan bobok lagi, ayo kita sarapan"

"..."

Gun menghela nafasnya pelan saat Off tidak kunjung menjawab panggilannya, Gun tahu Off pasti masih kesal dengan kedatangan sahabatnya tadi, dan sekarang yang kena imbas dari kekesalannya adalah Gun.

"Papii mau makan apa hm? Gun buatkan ya" bujuk Gun sembari mengelus rambut Off yang menyembul dari balik selimut

"..."

"Papii~" rengek Gun kesal karena Off tidak juga membalas ucapannya. Gun bahkan mencoba membuat selimut yang menutupi tubuh suaminya itu, tapi tertahan olah Off yang sengaja menahannya

"..."

Off masih tidak bergeming, Gun yang sudah berusaha membujuk Off yang sedang merajuk itu pun memilih untuk menyerah.

"Papii mau Gun seperti apa sekarang hmm? Jangan seperti ini sayang~ Gun jadi bingung" tanya Gun dengan suara memelasnya, sambil menggoyang-goyangkan tubuh suaminya itu

Off menyembulkan kepalanya dari balik selimut, mendengar suara sendu Gun membuat Off jadi tidak tega dan takut kembali menyakiti pria manis itu. Meskipun begitu, Off masih memasang wajah kesalnya saat menatap wajah cantik Gun yang sedang menatapnya dengan senyum menyejukkan hati tersebut.

OffGun [MPREG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang