Seorang gadis memasuki kelas dengan pandangan kosong dan mata yang membengkak.
Ya gadis itu bernama Sifana Ariska Likasyara,dia sedang memikirkan tentang perkataan sang ayah yang akan menjodohkan dirinya dengan laki laki yang sama sekali tidak ia kenal. Ini membuat fikiran Fana menjadi kalut.
"Fan,kenapa muka lo?kayak banyak pikiran aja?"tanya Alya dan Rinai seraya menghampiri bangkunya.
"Eh enggak kok, ga papa cuma gue masih kepikiran aja ama perkataan papi gue"
"Emang papi lo ngomong apa ama lo?"ucap Rinai yang penasaran dengan perkataan papinya Fana sampai-sampai membuat sahabatnya ini sedih.
Fana seperti sedang berfikir apakah ia akan memberi tahu atau tidak.
'Kasih tau ga ya? Tapi merekakan sahabat gue,kasih tau ajalah.'batin Fana.
"Gue dijodohin ama papi gue."bisik Fana kepada mereka.
"Apa! Lo dijodohin ama siapa?ganteng ga orangnya,tajir,apa om-om?"kaget Rinai dan Alya
"Eh sibego gausah triak-triak ngape,gue juga ga tau orangnya, kata mami gue lusa mereka bakal ke rumah gue"kata Fana dengan raut wajah yang sedih.
"Udahlah gapapa kali,gausah lo pikirin,nanti lo gajadi nikah kan berabe.Haha.." gurau Alya disertai tawa yang mengagetkan para penghuni kelas,sampai-sampai mereka memperhatikan dengan tatapan yang aneh.
'Cantik-cantik tapi otaknya rada gila.' bisik teman-temannya yang ada di kelas.
"Kok lo gitu sih,bukannya kasih semangat malah ngeledek gue lo!"
"Sensi amat si bu"ucap Alya.
"Ya gimana ngga sensi. Orang lagi banyak pikiran malah sama lo berdua ledekin"
"Iyadeh percaya. Orang cantik ngalah"
"Lo ngatain gue jelek?"
"Is lo pada malah ngapain sih. Ribut mulu"lerai Rinai.
"Iya bu nurut"ucap Fana dan Alya berbarengan.
"Lo-"ucapan Rinai terpotong oleh teriakan ketua kelas.
"Woy!! Bu Nia dateng!" teriak tiba-tiiba sang ketua kelas sambil berlari.
"Dah sana lo berdua ada Bu Nia tuh!" usir Fana.
"Iye iye,galak amat bu. Haha..." ejek Rinai dengan gelak tawanya ,lalu mereka meninggalkan Fana untuk menuju bangku masing masing.
Suasana kelas saat ini sangat hening. Ntah kenapa tiba-tiba tidak ada satu suarapun di dalam kelas. Padahal pelajarannya Bu Nia terkesan tidak membuat tegang ataupun membuat para murudnya ketakutan. Mungkin sudah saatnya mereka untuk bertaubat dengan cara mendengarkan baik-baik suara Bu Nia mengajar.
"Permisi"ucap tiba-tiba seseorang didepan pintu. Semua murid seketika mengalihkan pandangannya kearah orang tersebut.
"Iya ada apa?"jawab Bu Nia.
"Begini bu saya ingin meminta infak mingguan untuk orang yang membutuhkan"ucap 'seseorang' tersebut.
"Oh iya silahkan Ben". 'Seseorang' tersebut ialah Beni Ketua Osis Agrivada High School (AHS). Sang Ketos kemudian berkeliling ke didalam kelas sambil meminta infak kepada murid yang ada didalamnya.
"Baik bu. Ini sudah selesai, saya permisi. Terimakasih bu dan teman-teman"ucap Beni lalu meninggalkan kelas.
"Sstt.. Rin mantan gebetanlo itu. Wkwk"bisik Alya.
"Eh apaan ya gue dah nggak suka ama dia"
"Suka apa suka?"ledek Alya seraya mengerlingkan mata.
"Anjir lo"
"Itu yang di pojok ngapa ribut-ribut?!"teriak Bu Nia yang tiba-tiba mengagetkan Alya dan Rinai.
"Ng-nggak bu. Kita nggak ngapa-ngapain. Tadi cuma nanya pelajaran bu"
"Masa? Yaudh diem. Fokus pelajaran lagi. Dan Fana omongin dua temenmu itu biar diem" Fana yang sedari tadi hanya menyimak langsung tergagap saat Bu Nia menyebut namanya.
"Iya bu"
-AmbarArbn-
Selamat membaca ya gaidd
Jangan bosen bosen:-*
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA AGRIVADA [END]
Teen Fiction[PLAGIAT DIHARAP MUNDUR⚠] FOLLOW SEBELUM MEMBACA! #Berandal series 1 Samudra Arkana Agrivada Seorang pentolan SMA Garuda yang sangat disegani di sekolahnya. Tapi ia memiliki rahasia besar dimasa mudanya. Ya, diusia mudanya ia harus menikah dengan...