Ketika kelas tambahan dimulai, seperti biasa seluruh siswa tersedot perhatiannya dalam materi yang diberikan pada setiap kelompok. Dan kelompok Alde kebagian materi Sejarah yang mengharuskan mereka mendalami materi ke perpustakaan. Mereka menuju perpustakaan, seperti biasa Salma selalu menjadi bahan olokan Langit dan Alde
"Ma" panggil Langit
Salma menoleh "iisshhh"
Langit pun mengernyit dan Nana pun berdehem
"Dia paling males kalo ada yang manggil dia ma, katanya masa dia emak lo"
Langit dan Alde terbahak
"Najis anjir baperan, orang nama lo salma terus harus dipanggil apaan?"Alde menepuk pundak Salma
"Ya sal kek al kek apa kek gitu ihh" jawab Salma yang sembari menepis pegangan Alde dipundaknya"Kebagusan buat lo kalo gue panggil sal, lebih bagus manggil C E B O L" seru Langit
"BANGSAT lo ya! Sini lo gaakan lolos lo dari gue" teriak Salma yang menarik baju Langit yang sudah mau kabur.
Salma dan Langit meninggalkan Alde dan juga Nana
"Ale"
"Hmm"
"Le"
"Apa al?"
"Engga, enak aja manggil nama lo"
"Diih gajelas lo onta" Nana menoyor pipi Alde
Alde pun terkekeh dan langsung mengejar Nana yang menuju perpustakaan.Mereka berempat mulai mencari buku yang mendukung pendalaman materi mereka, ketika mereka mulai asik dengan mencari buku tiba tiba Ibu Rani (Ibu Perpus) memanggil Nana
"Nana!"
Nana langsung menoleh ke asal suara "iya bu?"
"Ibu mau minta tolong boleh?"
"Boleh dong bu, apa?"
"Simpen berkas berkas itu di gudang ya? Ibu soalnya mau nginput data siswa ke kartu anggota"
Nana ragu untuk membantu, karena gudang perpus terletak di belakang sekolah yang berarti Nana harus melewati lorong yang sepi dan serem dan juga Nana harus menghadapi gudang perpus yang gelap
"Na" tangan Ibu Rani melambai lambai didepan muka Nana
"Ehh.. i..iyaa bu?"
"Bisa kan bantu ibu? Soalnya Pak Andi lagi ibu suruh keluar"
"Iya bisa bu"
"Oke, ini berkas berkasnya"
Berkas langsung diterima Nana dan Nana mulai menuju gudang dengan keberanian yang ia kumpulkan.
Tanpa Nana sadari, dari awal ia dipanggil Ibu Rani, Alde memerhatikannya dari jauh dan mengikuti Nana. Karena ia tahu pasti Nana ketakutan, karena gudang perpus sangat gelap. Ketika Alde menangkap Nana yang sedang ragu melewati lorong yang sepi, Alde berdehem yang langsung membuat Nana menoleh
"Kaget setaaan!" Nana menghirup napas sebanyak banyaknya sembari memegangi dadanya yang berdegup akibat kaget
"Ngapain lo disini Al?"Alde yang terkekeh melihat kagetnya Nana pun menjawab "gue liat lo tadi disuruh Bu Rani kesini, dan ternyata lo baik baik aja dikira gue bakalan takut"
Alde mengerjai Nana, padahal sangat jelas sekali bahwa Nana terlihat pucat
"Gue balik ya"Ketika Alde membalikkan badan, seketika juga Nana memanggil
"Al"
Dan Alde tersenyum penuh kemenangan, tapi dia tetap melangkahkan kakinya menulikan pendengarannya
"Alde" Nana berteriak
"Iya? Ada yang bisa abang bantu?"
"Temenin" rengek Nana
"Apa? Abang ga denger"
"Temenin gue Aldeeeeee" yang sontak membuat Alde tergelak
Ketika sudah puas tertawa, ia langsung melangkah dan langsung menggenggam tangan Nana. Ketika Nana akan melepaskan tangannya, Alde malah semakin mengeratkannya "jangan so kuat depan gue" dan akhirnya mereka berada didepan gudang.
"Nyalain flash HP lo" perintah Alde
Dan langsung dituruti Nana. Mereka mulai melangkahkan kakinya menuju gudang, dan tanpa Nana sadari semakin lama justru dia sendiri yang tak mau melepaskan genggamannya"Lepasin dulu elah, gue susah inii"
"Gamau Al"
"Luarnya aja kuat, ternyata lo takuut gelap"
"Banyak omong ya lo, cepetan"
Dan ketika Alde telah menyimpan berkasnya, seketika juga flash HP Nana mati
"Aaaaaaaaaaa" teriak Nana
Greb
Nana memeluk Alde, dan Alde segera menghidupkan flash HP nya
"Yu balik perpus, keburu mati lagi hp gue juga low"
Mereka keluar perpus dan diliatnya Nana sangat ketakutan yang membuat keringatnya bercucuran dan air mata menggenang di pelupuk matanya
"Hei" Alde langsung memegang kedua pundak Nana
"Lo oke ada gue"
Dan air mata Nana itu akhirnya meluncur saat itu juga tetapi langsung ia hapus kasar. Nana melangkahkan kakinya menuju perpus lagi, dan Alde berada dibelakangnya
"Le"
"Yaa?"
"Biarin air mata lo jatuh, lo ga seharusnya terus terusan ngerasa kuat Le"
Nana menoleh dan mendapati Alde sedang menatapnya intens
"Gue tau lo takut, seenggaknya sebagai manusia apalagi cewe gapapa kali ngelampiasinnya ke air mata. Gausah dihapus, biarin dia ngalir Le. Biarin lo nangis, ga selamanya yang terlihat kuat memang benar benar kuat"
"Al"
"I know lo ga sekuat yang orang orang kira"
"Al, lo tau apa tentang hidup gue?"
"Gue gatau apapun, gue baru di hidup lo. Tapi mata lo udah gambarin semuanya, gimana dong?"

KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE(less)
RomantizmAleina Putri Diredja, cewek cantik yang sering dipanggil nana juga anak ceria yang selalu mampu menjadi moodbooster untuk siapapun yang melihat dia tersenyum hangat, tiba tiba sirna seketika berubah menjadi pendiam, dingin, dan suram. Alde Risyad U...