BAB 40

72 2 0
                                    

Fatih segera membawa Alde ke rumah sakit dibantu Dion. Aleina tak bisa apa apa karena dia harus menjaga kedua adiknya, untuk sekarang ia tak boleh lengah. Lala disampingnya selalu dan Adit mengabarkan bahwa dia sedang berada di perjalanan bersama kedua orang tuanya.

Dua jam kemudian, matahari sudah menunjukkan keberadaannya dan kedua adik Aleina tertidur

"Na lo belom istirahat"

Lala menepuk bahu Aleina

"Gue belom dapet kabar Al, dan Abang sama orang tua lagi dijalan"

"Jangan sampe lo ikutan tumbang Na"

"Iya tengkyu La"

Tak lama, Adit beserta Ayah Bunda datang. Mereka langsung memeluk Aleina

"Na kamu gapapa nak? Maaf ayah terlambat"

"Gapapa ayah, Nadine sama Ali juga lagi istirahat"

Dua jam kemudian Aleina pamit ke rumah sakit bersama Adit tentunya juga Lala. Terdapat Fatih dan Dion di luar ruangan, Aleina langsung masuk ke ruangan Alde terdapat perban yang melingkar di bahunya bekas jahitan dan ia sedang tertidur. Aleina menghambur ke pelukan Alde dan memeluknya kencang sehingga membuat Alde meringis

"Sayang, gue ga bisa napas"

Aleina mendongak dan melonggarkan pelukkan

"Al maafiin gue hiks"

Alde dengan susah payah menghapus air mata Aleina
"gue gapapa, gimana Nadine sama Ali?"

"Mereka lagi istirahat ada ayah sama bunda juga"

Alde mengusap kepala Aleina yang setia memeluk lengannya. Sementara itu Adit yang berada diluar dengan Fatih yang merupakan teman Aleina sejak kecil juga Dion mulai mempertanyakan kronologis penculikan kedua adiknya semalam

"Ya gitu bang, saking marahnya si Al ngga meduliin sakitnya dia"

"Terus kata dokter apa?"

"Untungnya memang si pelurunya ngga nyarang, jadi bahunya aman cuma darah yang keluar parah banget yang ngebuat dia lemes dan pingsan"

"Yaudah thanks infonya gue kedalem dulu"

Adit masuk mendapati Aleina yang manja dengan kekasihnya padahal yang selalu ngoceh minta Adit pulang cepet itu dia. Ck! Adit sedih gais

"Bang"

Alde menyapa dan Adit tersenyum
"Thanks Al"

"No prob bang, selama gue bisa bantu gue bantu"

"Btw keluarga lo tau?"

Alde menggeleng, dan Aleina langsung mendongak

"Gue telfon Bang Dirga ya?"

Alde menggeleng dan Adit paham situasi

"Jangan Le, nanti yang ada orang tua si Al khawatir"

Cuma tatapan Alde kepada Adit seperti meminta waktu untuk bicara dan Adit mengangguk

"Le"

"Apa bang?"

"Beliin abang sarapan dong, laper"

Aleina mendelik

"Dih durhaka sama abang ayoloo"

"Iya iyaaa, tunggu"

Ketika Aleina keluar, Adit mendekat ke arah Alde

"Kenapa Al?"

"Gawat bang"

HOPE(less)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang