BAB 62_EkstraPart2

92 3 0
                                    

Kabar kehamilan Aleina membuat semuanya bahagia apalagi ini yang ditunggu tunggu kedua keluarganya tentu Aleina dan Alde. Aleina dan Alde harus pindah sementara ke rumah Mama Alde dan Daddy nya karena kehamilan Aleina. Di awal awal kehamilan, bukan Aleina saja yang akan mengalami morning sick tapi sang suami juga ikut ikutan. Mereka selalu berlomba menuju kamar mandi sampai mereka lemas, orang tua Alde sudah terbiasa dengan keadaan itu yang membuat Daddy Olland terkekeh melihat anak lelakinya ini merasakan hormon kehamilan istrinya.

Perusahaan pun diurus oleh Diva dan Fatih yang sudah melewati masa masa trimester pertama, kedua pasangan ini saling mengisi. Alde pun sudah jarang ke kantor karena memang mual dengan segala hal yang dia cium. Seperti sekarang, ada lemon tea yang dibuatkan Mama Diana wanginya membuat Alde mual berbeda dengan Aleina yang merasa tenang. Alde segera berlari menuju kamar mandi, dan Daddy Olland yang baru pulang lari pagi mengerutkan keningnya

"Dia kenapa lagi?"

Mama Diana menahan senyum geli
"Biasa, mama bawa lemon tea buat Ale tapi dia yang kebauan"

"Ck anak itu"

Aleina hanya tersenyum, tapi kasihan juga melihat sang suami harus capek. Memang muntahnya hanya di pagi hari, namun Alde muntah bisa sampai seharian. Seperti hari ini, Alde tidak bisa keluar kamar karena tidak kuat mencium bau yang sangat menyengat. Aleina duduk di ranjang dan mengusap kepala sang suami yang meringkuk seperti janin.

Alde membuka matanya
"Kenapa?"

Aleina menggeleng
"Maaf"

"Kenapa minta maaf?"

"Karena aku, kamu jadi susah"

Alde terbangun, istrinya memang lebih sensitif
"No sayang, ini kemauan anak kita yang mau membuat ayah bundanya tau kalo dia ada kayanya" Alde mengusap perut Aleina

Aleina memeluk Alde, dan Alde mengusap punggung Aleina. Namun tak berapa lama, Alde menahan muntah
"Kamu habis ngapain? Kok baju kamu bau bawang?"

Aleina cengengesan
"Tadi abis masak"

Alde berlari ke kamar mandi, Aleina pun sampai harus mandi untuk menghilangkan jejak bau bawang bekas di memasak tadi

✨✨✨

Menginjak bulan ketiga, keadaan Alde mulai membaik sepertinya si baby tahu kalau ayahnya harus segera bekerja untuk dirinya dan bundanya. Aleina semakin menempel dan manja kepada Alde yang selalu membuat Alde gemas tentu saja apalagi dengan keadaan Aleina yang hamil semakin cantik.

"Sayang, aku ikut ke kantormu yaa?" Aleina yang merajuk hari ini kekeh mau ikut Alde ke kantor padahal sudah banyak segudang pekerjaan yang menunggunya

"Engga sayang, aku disana kerja bukan untuk jalan jalan"

"Huhh kamu ngga ngerti"
Aleina berbalik

Alde menghela napas, Aleina memang sangat manja sangat nempel kepada dirinya sekarang mungkin bawaan babynya. Akhirnya Alde mengalah dan memeluk Aleina dari belakang

"Marah?"

Aleina masih melipatkan tangannya di dada pertanda dia marah

Alde terkekeh
"Oke, let's go kita pergi"

"Benar??"

"Tentu saja, ayo"

Alde dan Aleina masuk kedalam kantor megah ini. Banyak karyawan yang menatap iri pasangan ini tapi mereka santai saja seolah dunia milik mereka

"Woi, akhirnya masuk juga kasian nih bini gue kerja mulu" Fatih datang yang baru mengantarkan istrinya

"Sorry bro, susah keluar gue kemaren kemaren boro keluar rumah keluar kamar aja engga"

HOPE(less)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang