BAB 52

73 2 0
                                    

HOLA GUYS! mulai dari part ini siapin diri kalian mengingat alur ini akan maju mundur sesuai alur cerita. Stay focus, and happy reading!!




Beberapa tahun kemudian......

Aleina Putri Diredja menjadi seorang perempuan yang namanya berpengaruh dalam Diredja Corp setelah Adit Putra Diredja tentu saja. Yups, Aleina mengabdi akhirnya di Perusahaan sang ayah yang sekarang sedang menikmati perannya menjadi seorang kakek. Oh jangan salah sangka, anak itu bukan dari Aleina melainkan pasangan hits se Diredja Corp ya siapalagi kalo bukan Adit dan Icha hmmm

Finnally Aleina menjadi onty dari anak lelaki menggemaskan, namun di usianya yang menginjak 25 tahun Aleina masih sendiri mengingat dirinya sangat menyibukan dirinya di pekerjaan. Semenjak kejadian 'itu' Aleina berubah menjadi semakin dingin, dan Adit sangat paham apa yang menjadikan adiknya seperti ini.

"Hoy"

Aleina melihat kepala yang menyembul dari balik pintu ruangannya, dan dia mendengus kasar

"Kek tuyul bang ah"

Adit cengengesan ditempatnya dan mendekat ke arah Aleina

"Abang setengah hari ye? Kerjaan lo yang tanggung aja"

"Ih gitu sementang CEO ya, nggak ah kerjaan gue masih banyak"

"Si Nadine noh ngerengek mulu minta dianterin beli perabotan buat di tempat kerjanya"

Yaa, Nadine Putri Diredja sebentar lagi akan membuka praktek kerjanya sebagai psikiater

Aleina membrenggut

"Bang ah gamauu gue dapetin kerjaan dari lo, bebasin gue kenapaa"

"Ehh sayangnya guee dengerin ya, kita itu bakalan buka cabang di Singapura dan lo yang bakal megang semua"

"Ini nih sementang Kak Icha hamil lagi lo ngelimpahin semuamuanya ke gue"

Adit terkekeh, ya memang awalnya dia yang akan memegang cabang yang di Singapura namun ternyata sang istri tercintanya tidak bisa ditinggal. Ya kalo cinta mah ya manut aja ya gengs?

"Ikhlas kenapa Ya Gustiiii pantesan masih jomblo ngeluh mulu hih"

Tok

Tok

Tok

Dan Adit juga Aleina menghentikan perdebatannya, masuk Rina sang seretaris Aleina yang akan menyerahkan laporan

"Permisi bu, saya mau ngasih laporan yang ibu minta kemarin"

"Ya, terimakasih Rin"

"Oh iya Pak Adit, untuk laporan bagian produksi akan segera saya selesaikan"

Aleina mengernyit namun kembali mengendalikan raut mukanya

"Permisi Bapak Adit, Rina kan sekretaris saya kenapa menyuruh dia untuk membuat laporannya?"

"Sekretaris saya sedang ada keperluan lain Ibu Aleina"

"Gapapa bu, saya masih bisa handle" ucap Rina menengahi perdebatan atasannya

Ketika Rina keluar, Aleina memukul lengan Adit lalu berlalu begitu saja

"Ish! Sakit Ale"

"Bodo!"

Adit melihat jamnya

"Jangan marah cantik, udah ah gue mau otw bye"

"Sono yang jauhhh"

Adit terkekeh dan menyempatkan mencium puncak kepala sang adik. Terkenal sekali di kalangan perusahaan dan klien meskipun mereka tahu Aleina dan Adit adik kakak tapi mereka tetap profesional dengan pekerjaan dan menanggalkan bahasa yang tidak formal.

HOPE(less)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang