BAB 4

243 8 1
                                    

Ternyata pola pembelajaran kelas tambahan ini dengan dibuat kelompok yang terdiri dari 4 orang dan sang guru memerintahkan untuk satu kelompok dengan meja depan atau belakangnya. MAMPUS!

Flashback On

Karena Alde masih mode terkejut, ia tidak sadar bahwa Nana dan Salma sedang menuju ke bangkunya. Dan Salma menepuk pundak Alde "bangku belakang lo kosong kan?" Alde langsung gelagapan "emm..i..iya kosong kok" ia melihat manik mata Nana yang sedang melihat kosong ke arah belakang. Mereka langsung duduk di belakang bangku Alde dan Langit. Dan persis dibelakang Alde adalah Nana.

Flashback Off

"MAMPUS!" Alde yang mengumpat sangat pelan tetapi masih terdengar Langit.

"Kenapa bro? Lo oke?"

"Hah? Oke, oke gue"

Dan ketika Langit menghadapkan bangkunya ke belakang, Alde mengernyit
"Lo ngapain?"

"Lah si kutu, kan tadi Bu Indah bilang kita sekelompoknya sama meja yang depan atau belakang kita"

Nana yang sedang menulispun tiba tiba mendongak karena merasa terganggu dengan dua kurcaci dihadapannya. Alde yang langsung membalikkan bangkunya akhirnya ia bisa melihat gadis ini sedekat ini, saling berhadapan. Setelah mendiskusikan beberapa hal untuk dipelajari, Alde setidaknya sadar satu hal, Nana selalu tersenyum kepada siapapun sebenarnya tetapi ia dapat melihat kebohongan dimatanya Nana.

Sebenarnya, selama beberapa hari terakhir ini dikelasnya Alde selalu melamun yang terkadang mengundang kebingungan Rico, Ilham, dan tentu saja kekasihnya Diva. Ketika diva sedang ke toilet, Rico duduk disebelah Alde yang tampak memandang kosong ke arah luar

"Bro lo kenapa dah? Akhir akhir ini lo jadi banyakan diem"

Alde menoleh " gue lagi sumpek aja bro" dan lonceng istirahat pun berbunyi Alde langsung beranjak dari tempat duduknya

"Cabs bro" dan mereka berjalan menuju kantin

"Gue mie ayam sama jus jeruk ye bro" Alde memesan dan langsung mencari tempat duduk

"Gue samain aje sama si al" Ilham berteriak menyisakan Rico yang terlihat kesal

"Lo pada kebiasaan jadiin gue babu" Teriakan Rico membuat seluruh kantin tertuju terhadapnya, dan Alde juga Ilham serempak menoleh dan mengangkat dua jarinya bertanda 'peace'

Ketika pesanan mereka dateng, baru mau menyantap makanannya Alde melihat Nana dan Salma sedang mencari tempat duduk

"Ale, Sal!" Seru Alde sembari melambaikan tangannya

Dan salma menghampiri Alde dkk
"Ale? Gaada yang namanya ale disini bang"

"Nama dia Aleina kan? Fine dong gue manggil dia Ale?" Alde menunjuk Nana yang sedang membawa nampan berisi makanannya.

Teman teman alde dan juga salma serempak berkata "CIE"

"Inget Ibu Ratu keli bro, panggilan lo itu keitung spesyaal kek martabak"

Ilham yang kali ini ikut dalam percakapan setelah bergelut dengan mie ayam pedasnya

"Udah si apaan lo ngaco, kalian ga kebagian tempat duduk kan? Sini aja gabung bareng kita"

Dan mau gak mau akhirnya nana dan salma bergabung dengan Alde dkk. Ketika mereka semua sedang larut dalam obrolan absurdnya yang terkadang membuat Nana juga Salma terkekeh dengan receh yang dilontarkan Rico.

"Sayaaaaangggg"
You know lah siapa, Diva yang langsung memegang kedua pundak Alde dari belakang

"Kok aku ditinggalin sih?"

"Elah ditinggal kantin doang ngambek gitu, najis alay bat jadi cewek" seru ilham yang memang memperlihatkan kurang sukanya kepada Diva sejak dulu

"Sirik aja lo jomblo!"

"Mending gue jomblo daripada ditempelin cicak kek lo kemana mana harus ngikut. OGAH gue!"

Alde pun berdiri dan langsung menyeret tangan Diva
"Sorry gue duluan ya le, sal bisa perang dunia ke 50 kalo dibiarin"
Dibalas anggukan dari keduanya, sementara Ilham dan Rico kembali bergelut dengan mie ayamnya.

Diva yang terus terusan ditarik tangannya akhirnya menghentikan langkahnya yang membuat Alde menoleh kebelakang

"Kenapa?"

"Ale? Siapa ale al?" Tanya diva

"Dia temen kelas tambahaan aku, kenapa?"

"Namanya Aleina al dan dipanggil Nana, kenapa kamu manggilnya beda gitu?"

"Kok kamu kenal?"

"Gapenting aku kenal apa ngga, Balik ke pertanyaan tadi, kenapa kamu manggilnya Ale?"

"Lho, ya emang harus selalu manggil nana ya? Kamu kenapa sih kok jadi bahas ginian"

"Al aku ga bodo kali, dia spesial buat kamu? Sampe ngasih panggilan spesial? Aku ngiri dari dulu kamu gapernah buat panggilan buat aku"
Alde yang terlihat jengah dengan sikap Diva mulai kesal

"Kamu udah dewasa sayang, masa masalah kaya gini aja kamu besar besarin?"

"Tuh kamu gajawab, aku tanya sekali lagi apa arti nana dikehidupan kamu?"

"Ehh... Emm.. ituu" Alde malah menunjukkan kebingungannya

"Sayangnya semua kebingungan kamu udah menjawab semuanya"

Diva meninggalkan Alde yang sedang termenung dengan kata kata kekasihnya. Apa yang ngebuat gue jadi ragu dengan pertanyaan Diva? Aturan kan gue bisa langsung jawab dia ga berarti buat gue

HOPE(less)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang