Semenjak Fatih meninggalkan ruangannya, Aleina selalu tak fokus akan pekerjaannya. Ada hal yang memang harus diluruskan, namun dia takut dan hanya memendam semuanya seperti ini. Dia suntuk, dan dia lebih memilih untuk menghubungi Salma yang sekarang sedang sibuk sibuknya mau menggelar pertunangannya dengan Langit, ya mereka langgeng dan berhasil sampe ke titik itu sementara dirinya dan ahh sudahlah dia tak ingin meneruskannya.
Didering ketiga akhirnya sambungan telfon terangkat
"Saaaaalll"
"Biciiik, ngapa sih? Salam dulu cantik"
Aleina tersenyum
"Assalamualaikum calon manten""Waalaikumsalam joneees"
"Sialaaaan"
Salma tertawa yang membuat Aleina kesal
"Kenapa?""Ngga, lo lagi dimana?"
"Lagi di kantor nih kebetulan"
"Lagi sans ngga? Ku kesana ya?"
"Tumben inget buat ketemu"
"Yeeee marah, nih sekarang inget. Udah ah gue otw, assalamualaikum"
"Iya tiati, waalaikumsalam"
Aleina segera membawa tasnya dan memberitahukan sang sekretaris bahwa dia ada urusan, karena kebetulan seluruh tugasnya sudah selesai kecuali tugas yang diberi Adit. Masa bodohlah, palingan besok dia ngerengek karena kerjaan dia tak diselesaikan Aleina. Aleina terkikik dengan pemikirannya
Satu jam berada di perjalanan akhirnya dia berada di kantor keluarganya Salma. Aleina langsung melesat masuk ke ruangan Salma tanpa mengetuk pintu terlihat Salma yang kesal
"Kebiasaan ini anak ya!"
Aleina nyengir dan dia langsung memeluk Salma
"Missyou a lot"
"Hah basiii lo"
"Lo kok gitu sih? Dedek sedih tau"
"Sumpah ya lo kalo bawahan lo tau ibu Aleina Putri Diredja yang sangat dingin ini begini pasti mereka ga percaya"
Aleina mencebikkan bibirnya yang mengundang kekehan Salma. Memang kebetulan Salma sedang mengurus undangan pertunangannya, dan Aleina membantu. Namun ada satu nama yang membuat Aleina bergetar, dia menguatkan diri untuk memegang undangan itu. Salma yang sedari tadi mengecek kelengkapan undangannya sontak terhenti melihat Aleina yang tiba tiba diam
"Naaa"
Aleina tak menggubris, namun Salma segera mendekat dan akhirnya mengerti apa yang membuat Aleina begitu. Karena undangan yang tertera untuk Alde Risyad Utama
"Heii"
Aleina tersentak dari lamunannya
"Kenapa? Ada yang perlu gue bantu?"
Salma menggeleng dan dia menggenggam kedua tangan Aleina
"You okay?"
"Ya, kenapa juga gue harus ga okay"
"Yakin?"
Ya, semenjak kejadian 'itu' Aleina memang menjadi tertutup, dan menghindari segala sesuatu yang menyangkut hubungannya dengan sang mantan kekasih yang masih dikasihinya. Salma yang menyerah, dia kembali sibuk membiarkan Aleina yang sedang mencoba menyibukkan diri.
30 menit kemudian, Aleina pamit untuk pulang. Rasanya semakin kalut, mengapa hari ini begitu menyentak hati dan pikirannya?
"Gue balik ya? Lo jangan capek capek bentar lagi lo yang punya hajat"
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE(less)
RomanceAleina Putri Diredja, cewek cantik yang sering dipanggil nana juga anak ceria yang selalu mampu menjadi moodbooster untuk siapapun yang melihat dia tersenyum hangat, tiba tiba sirna seketika berubah menjadi pendiam, dingin, dan suram. Alde Risyad U...