Keesokannya memang benar Aleina pagi pagi sekali sudah jalan dengan sang Abang. Kebetulan memang kampusnya mengadakan minggu tenang sebelum UTS atau UAS.
Selama diperjalanan Aleina tampak resah, dan Adit cukup paham situasi san memegang tangan kanan Aleina dengan tangan kirinya sementara tangan kanan masih memegang kemudi
"Kenapa lo? Gelisah gitu daritadi"
"Duh bang perasaan gue ngga enak"
"Ya bilang, lo kenapa?"
"Ya kan gue belom ngomong lagi gitu sama bunda, setiap ngeliat dia ingatan gue tentang hari itu masih kuat diingatan gue"
Adit menggenggam tangan Aleina erat
"Hei gue disini sama lo, just relax"
"Ngga bisa bang, gue takut"
Dan di perjalanan Adit terus menyuruh Aleina menarik dan membuang napas untuk membantu mengurangi kegelisahannya. Tetapi semakin dekat dengan rumah semakin tidak enak perasaannya. Tunggu! Kok ketika melewat ke minimarket didepan kompleks kok kaya kenal?
"Bang stop!"
"Kenapa sih? Bikin gue kaget aja"
Dan ketika Aleina menoleh benar saja itu Bundanya sedang jalan menuju satu mobil. Dan Aleina ingat persis itu mobil laki laki brengsek yang udah ngerebut Bunda. Adit mau tak mau melihat apa yang Aleina lihat
"Ale itukan Bunda"
Aleina menatap Adit dan air mata lolos begitu saja. Sontak Adit paham semuanya dan langsung merengkuh Aleina
"Gue.. M...mau pu..lang aja bang"
"Iya kan ini kita mau pulang"
Aleina menggeleng
"G..guee mauu balik Bandung a..aaja""Le, lo gila? Baru aja kita nyampe ini. Sapa dulu Bunda"
Aleina menggeleng, dan Adit memegang kedua bahu adiknya ini
"Yaudah lo boleh pulang, tapi gue masih mau nyelesein ini. Gue anterin lo sampe terminal bus ya?"
Aleina mengangguk dan Adit mencengkram bahu Aleina
"Gue paham lo kecewa dek, gue izinin lo balik biar lo bisa mikir jernih. Gue juga sama kecewa kaya lo. Tapi inget, kita punya Nadine dan Ali"
Aleina memeluk Adit kembali. Setidaknya dia butuh sendiri, dan Adit mengantarkan Aleina sampai di terminal bus. Setelah mengantar sang adik dia langsung kembali lagi menuju rumahnya. Betapa kecewanya dia, ketika masih melihat mobil itu ada didepan minimarket dan dia yakin Bundanya yang sedang tak enak badan ini masih ada didalam mobil itu. Adit marah, dia marah pada semua dan ia langsung menabrak mobil itu dari belakang. Persetan akibatnya nanti!
Bruk!
Dan laki laki itu keluar menuju mobilnya dan Adit langsung keluar dengan muka songongnya
"Mas tanggung jawab dong sama mobil saya, bisa bawa mobil apa ngga?"
"Oh sorry pak"
Ketika itu Bundanya keluar, Deg! Air mata sudah menggenang dipelupuk matanya. Bunda, kenapa harus berbuat jauh seperti ini?
"Abaang?"
Adit melihat Bundanya mendekat dan dia langsung mundur satu langkah
"Abang ini Bunda nak"
"Bunda saya ada di rumah, tidak mungkin berkeliaran seperti ini dengan laki laki brengsek"
Adit sengaja menekan di kata kata brengsek dan menyindir Bundanya. Adit melihat si laki laki ini tercengang, dan dia langsung melayangkan tinju

KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE(less)
RomanceAleina Putri Diredja, cewek cantik yang sering dipanggil nana juga anak ceria yang selalu mampu menjadi moodbooster untuk siapapun yang melihat dia tersenyum hangat, tiba tiba sirna seketika berubah menjadi pendiam, dingin, dan suram. Alde Risyad U...