Bab 63_EkstraPart3

142 3 0
                                        

Aeleasha, bayi perempuan cantik seperti boneka hidup hasil karya Alde Risyad Utama dan Aleina Putri Diredja yang mengundang decakan kagum dari teman temannya. Putri mereka persis sekali dengan sang ayah, dan putrinya itu sangat dilindungi oleh orang orang sekitarnya. Aleina semakin disibukkan menjadi seorang ibu baru yang terkadang masih kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan baru dia, untungnya Alde selalu ada disampingnya.
Alde selalu bulak balik Singapore untuk mengecek perusahaannya, dan terkadang dia juga suka ke kantor Utama untuk membantu sang CEO yaitu abangnya sendiri yang terlihat misah misuh ketika kerjaan menumpuk. Perusahaan Aleina pun begitu, Fatih yang ambil alih dan Adit yang mengontrol. Untungnya Ali mau untuk belajar mengenai mengurus perusahaan yang memang mau tidak mau dia yang akan meneruskan perusahaan Diredja yang berada di Singapore. Aleina sekarang masih tinggal dengan orangtuanya maklum orang tua baru jadinya masih butuh bimbingan.
Lea sedari kemarin memang agak demam, yang membuatnya semakin rewel dan tidak mau lepas dari gendongannya ditambah Alde yang harus lembur beberapa malam ini selalu membuat Aleina sendiri. Meskipun disana ada Bunda, Nadine, dan Icha tapi anaknya itu hanya mau dengan bundanya dan ayahnya tapi sayang Alde hanya bisa menggendong putrinya itu sebentar sebelum berangkat ke kantor Utama.
Aleina membawa Lea ke ruang keluarga yang disana ada Ayah Bundanya. Lea masih rewel, dan Ayah mencoba menggendong Lea dan akhirnya berhasil putrinya itu mau digendong Opa nya
"Istirahat sayang, muka mu kuyu begitu" bunda mengelus kepala Aleina dan Aleina tersenyum

"Nanti kalo Lea nya nangis lagi kasihan dia bun"

Ayah yang awalnya fokus pada cucu cantiknya itu menoleh
"Nikmati masa masa ini ya nak, sepertinya anakmu ini ingin bersama kedua orang tuanya"

Aleina merasa tersindir karena memang sedari kemarin dia terlalu tenggelam dengan file yang sudah dikirim Fatih sisa pekerjaan yang belum dia selesaikan sebelum semuanya diserahkan pada Fatih dan Ali

"Maaf ayah, Nana sama Alde salah ya?"

Adit dan Icha baru pulang mengantarkan kedua anaknya sekolah mendapati Aleina muka sekuyu itu dan orang tuanya yang sedang menenangkan anak dan bunda itu

"Engga salah sayang, tapi kamu sebagai ibu harus mampu memprioritaskan mana yang harus diprioritaskan ya? Jangan buat putri cantik ini merasa dilupakan"
Bunda menenangkan, dan Aleina menutup mukanya merasa bersalah pada putrinya dan suaminya juga karena kemarin dia ngotot ingin mengerjakan sisa kerjaannya padahal Alde selalu bilang kalau Lea membutuhkan bundanya.

Adit tersenyum maklum, memang dia tidak pernah merasakan hal itu karena Icha langsung resign. Dia mendekat kepada adiknya itu

"Harus kuat buat Leanya juga ya dek, kamu boleh kerja kok kalo kamu bosen tapi jangan keras kepala lagi ya? Apalagi sekarang si Al di masa masa lembur. Jangan maksain lagi ya? Istirahat sebentar, Lea biar sama Icha dulu"

Aleina mengangguk, dan Icha mengambil Lea dari gendongan ayah. Aleina menuju kamar, dia ingin mengistirahatkan diri sebentar saja. Ketika bangun, dia menuju kamar Icha dan Adit tapi tertahan karena ternyata suaminya pulang dan sedang menggendong Lea. Dan dia membuka dasi Alde yang masih bertengger di leher suaminya itu

"Tumben udah pulang sayang"

Alde hanya mengangguk dan memeluk Lea semakin erat. Aleina mengernyit kenapa suaminya begitu? Dan tak lama dia tersentak dengan tangisan putrinya itu tanda dia haus, Alde memberikan Lea tanpa berkata sedikitpun dan langsung menuju kamar mandi.

Lea sudah tertidur lelap dipelukan Aleina. Dia menidurkan anaknya dan menyiapkan baju untuk suaminya, Alde keluar dengan handuk yang melingkar di pinggangnya dan memakai baju yang disiapkan Aleina. Alde akan beranjak keluar dan Aleina menahan tangan Alde

"Kamu kenapa?"

Alde hanya melihat Aleina tanpa menjawab, dia melihat muka kuyu Aleina tapi dia kesal ngototnya Aleina membuat putrinya itu sakit dan dirinya tidak bisa membantu karena perusahaan papa nya tidak bisa ditinggal
"Lepas Le"

HOPE(less)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang