BAB 44

61 2 0
                                    

Keadaan berubah.

Kehidupan Alde dan Aleina berubah seketika. Takdir sedang ingin mereka tak bersama, Aleina sudah kembali kekondisinya semula dan mulai ngampus.

Namun, yang biasanya dia selalu bersama lelakinya sekarang dia harus sendiri. Terkadang semuanya terasa begitu tiba tiba untuk dia. Alde yang meminta untuk diberi ruang sama sama berjuang tiba tiba meninggalkan dia sendirian.

Aleina POV

Udah beberapa hari terakhir ini gue udah mulai ngampus seperti biasa. Lil Monkey makin posesif semua sama gue begitupula Dion dan Lala. Fatih baru bisa keluar beberapa hari kedepan, keadaan hati gue? Haha lo pada tau kan sehancur apa ketika tiba tiba doi ngajak udahan seketika juga dunia gue ngerasa berhenti berputar.

Alde.
Satu nama ini yang masih terngiang di telinga gue dan ketika itu langsung terasa di hati gue dan sialnya mata gue langsung menggenang dan air mata itu meluncur tanpa bisa gue tahan. Nama yang hampir satu tahun ini menemani gue, tiba tiba ilang. Serangkaian masalah kita lewati bersama, tapi kenapa ketika masalah ini mengguncang hubungan kita dia menyerah?

Gue udah menyerah sebenarnya buat nanya apa alasannya. Setiap ditanya orang orang akan jawab "itu jawaban yang dimiliki Al". Sementara gue aja ngeliat matanya udah ngga sanggup, dan sekarang gue lagi menata hati dan memperkuat hati untuk berani mempertanyakan.

Hari ini ketika gue mau ke sekre tiba tiba gue ditubruk yang membuat buku gue berhamburan. Orang itu menunduk juga. Dan you know what guys? He is my ex. Kenapa semesta senang bercanda seperti ini?

Gue langsung ngambil buku, dan dia juga bantu gue

"Sorry Na"

Gue dongak, kata 'Na' yang meluncur dari mulutnya membuat gue mengernyit

"Lo gapapa kan?"

Gue masih bergeming

"Yaudah gue kesana dulu Na, sorry ya"

Apa yang dia lakukan? Kenapa rasa rasanya dia makin jauh semakin hari semakin jauh. Dengan dia bersikap seperti ini rasa rasanya gue gabisa

Tes

Sial air mata ini udah gabisa iajak kompromi. Gue buru buru ke sekre untuk menyibukkan diri gue sesibuk sibuknya. Semakin gue tenggelam sama kesibukkan gue, gak terasa hari sudah gelap ketika gue keluar dari sekre.

Gue lagi jalan tapi lagi lagi otak dan hati gue ga searah. Otak gue memaksa untuk melupakan, sementara hati gue masih sedih akan apa yang terjadi. Ketika akan nyebrang, mungkin gue yang masih bengong tiba tiba ada suara klakson yang hampir nyerempet gue. Gue otomatis jongkok dan menutup kedua kuping gue

"Hei, lo oke?"

Suara ini. Lagi lagi

"Na, lo oke kan?"

Gue akhirnya memberanikan diri untuk liat matanya. Dia lagi natap gue dengan mata teduhnya, sementara mata gue memanas

"Ckck ga ilang ilang teledornya. Hati hati jangan bengong"

Dia geleng geleng sembari senyum, dan mata gue semakin memanas dan akhirnya menetes namun gue langsung memalingkan muka.
Hening

Beberapa saat kemudian, dia beranjak dan mengulurkan tangannya

"Gue anter Na"

Ya Tuhan kenapa rasanya sakit sekali dia menjadi asing?

Gue dipapah menuju motornya
"Udah makan Na?"

Gue geleng geleng. Sabodo amat dia liat apa ngga, dan dia liat melalui kaca spion motor dan dia tersenyum sedikit

"Lo ada mag, jangan biarin kaya gitu"

HOPE(less)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang