BAB 16

102 5 0
                                    

Flashback On

Alde dan Diva sedang menunggu di ruangan ayahnya Diva. Mereka mendapatkan kabar bahwa esok mereka disuruh untuk kesekolah. Dan Alde juga Diva sepakat untuk berangkat bareng.

Ketika mereka masuk ke pelataran sekolah, semua mata tertuju pada mereka berdua dan Alde menghiraukan mereka. Tetapi dia menemukan satu mata yang membuat Alde merasa bersalah. So sorry Ale, sorry

Dan ketika mereka sedang duduk di lorong menunggu pengumuman, Alde pamit menuju rooftop tempat favorit dia selama di SMA ini. Dan ketika dia mulai balik, dia mendengar derap langkah yang terburu buru. Dan itu derap langkah Salma dan Aleina

Alde merasa bersalah ketika Ale nya menangis dan mengatakan sedang kalut dengan hubungannya dengan dirinya. Alde benar benar tidak ingin berada di posisi ini, keadaan ayahnya Diva ini membuat dia jarang pulang, jarang ketemu dan berkabar dengan kutil kutilnya, dan gaktau ada apa yang terjadi di hari hari selanjutnya di Jogja ketika dia pulang. Dan yang paling parahnya hubungannya dengan Ale merenggang

"Al ngapain disini?" Diva mendekati Alde

"Oh ngga, gue mau kesana lagi kok. Yuk!"

Ketika diumumkan seluruh siswa cek hasil SNM nya, Alde dan Diva yang akan mengecek dikejutkan dengan telfon dari rumah sakit dan ternyata kondisi ayahnya Diva kritis. Itulah yang membuat mereka berlari, dan Alde ketemu dengan gengs nya dan tak tertinggal menepis tangannya Aleina, sungguh ia tak sengaja dan dia menerima perlaukan Langit yang memukulnya

Flashback Off

Disinilah sekarang Alde dan Diva, Diva sangat sangat dibuat ketakutan dengan kondisi ayahnya. Dari kemarin sore sampai sekarang sudah shubuh dan kondisi ayahnya makin menurun, dan sekitar pukul 5 shubuh dokter berlarian menuju ruang gawat darurat ayah diva

"Maaf, keluarga pasien siapa ya?"
Tanya suster setelah keluar dari ruang gawat darurat

"Saya sus" jawab Diva dengan terbata

"Bisa ikut saya masuk kedalam?"

Diva langsung menoleh ke arah Alde dan dibalas anggukan. Setelah 30 menit kemudian Diva keluar, dan mukanya sangat memerah. Diva keluar dan Alde langsung menunjukkan muka bertanya yang dibalas gelengan dari Diva. Alde langsung memeluk Diva

"Papa Al.. hiks papa"

"Sssttt udah udah, papa lo udah ngga sakit lagi. Udah lo nya tenang ya"

Setelah berhasil ditenangkan, Alde mengurus segalanya. Dan papahnya Diva dibawa ke rumah duka. Alde tak lupa menyebarkan informasi ke kelasnya dan multichat gengs nya

Setelah berada di rumah Diva, Alde selalu setia berada di sisi Diva

Aleina dkk datang, dan mereka langsung memberi penghormatan terakhir Dan ketika Aleina mendekat dia langsung memeluk Diva

"Yang tabah ya div"

Dan ketika Aleina melepaskan pelukannya, Alde langsung meraih tangannya Diva yang gemetar menahan tangis. Aleina sebaiknya berada di luar, mencari aman

Ketika sekitar udah dzuhur pemakaman ayahnya Diva beres. Aleina dan yang lainnya akan berpamitan, dan ketika itu Alde sedang merangkul Diva erat. Aleina menyiapkan hatinya, dan dia mendekat

"Div, gue sama yang lainnya pulang dulu ya"

"Iya, makasih ya kalian udah nganterin papanya Diva ke peristirahatan terakhirnya"

Bukan Diva yang menjawab, tetapi Alde yang masih setia mengusap usap punggung Diva yang masih menangis. Aleina mengangguk, dan Salma langsung meraih tangan Aleina

Setelah berada di mobil Ilham, Aleina benar benar bungkam

"Na, lo oke?" Tanya Langit

"Oke gue lang" Aleina masih tersenyum

Rico dan Ilham sekarang paham, ada sesuatu diantara Alde dan Aleina

"Na, gue masih baru mungkin ya kenal sama lo. Tapi gue temennya Alde, serius deh lo harus percaya Alde kaya gitu dia simpati sama Diva"

"Gapapa ham, gue tau kok. Lagian gue oke kok kalo mereka balikan juga"

Mereka semua bungkam, sampe akhirnya Aleina sampe dan pamit. Tuhan, hatinya sangat perih saat ini. Sebenernya gak seharusnya dan Aleina merasa harus tahu diri atas apa yang terjadi. Jika dia berada di posisi Alde, dia pun akan berlaku sama

Ketika sampai di rumah, dia disuguhkan pemandangan yang sangat meneduhkan hati. Ayah bundanya sedang di ruang keluarga, Bunda bersender kepada Ayah. Dan Nadine juga Ali sedang berada di karpet bawah sedang bermain game

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam sayang, anak ayah udah pulang"

"Gimana nak, udah beres melayatnya?" Sekarang Bunda menimpali

"Alhamdulillah bun udah" dan Aleina menghempaskan dirinya di soffa sebelah Ayah Bundanya

"Kenapa lo kak? Balik balik suram gitu" tanya Nadine menyelidik

"Idih males lo kepo"

"Diih ditanya bae bae juga sama adeknya" sekarang Ali yang ikut ikutan
Nana hanya menjulurkan lidahnya

"Iya sayang, kamu kenapa?" Sekarang Ayahnya menanyakan juga

"Engga ayah, Nana sedih aja gitu temen Nana udah kehilangan papa nya. Dia sekarang gapunya siapa siapa lagi"

"Oh ya? Kemana emang mamanya?"

"Katanya udah nggak ada juga. Nana bersyukur banget, Nana masih punya Ayah Bunda dan masih lengkap. Love you both"

"Sini nak" Bunda merentangkan tangan

Kalo sudah seperti ini, Nana langsung menghambur ke pelukakan Bundanya, dan Ayah, Ali, juga Nadine ikut ikutan memeluk. Setidaknya, setidaknya Nana mendapatkan kekuatan dari pelukkan ini. Dia harus kuat, benar benar harus kuat.

Aleina menuju kamarnya dan langsung membersihkan dirinya. Dia tertidur, dan terbangun ketika hari sudah malam. Setelah dia shalat, dia langsung menuju balkon kamarnya. Dia tidak mood makan, dia sedang ingin bergelut dengan pikirannya sendiri

Tiba tiba satu ketukan melemparnya kembali ke dunia nyata

"Ayah boleh masuk kak?"

"Boleh ayah masuk aja"

Dan ayahnya menuju putrinya dan dudik di sebelah putrinya

"Ayah mau bertanya, boleh?" Tanya ayah yang dibalas anggukan oleh Nana

"Boleh, mau nanya apa yah?"

"Ada yang mengganggu pikiranmu?"

"Engga ayah, kenapa?"

"Sayang, ayah bisa melihat dari gerak gerikmu"

"Nana baik baik aja yah"

"Yaudah, kamu udah besar. Tapi kamu tau kan kalo butuh seseorang bisa nyari siapa"

"Siap ayah"

"Besok ayah berangkat lagi ada tugas di Bandung"

Ayah jangan pergi lagi

"Iya ayah, Nana sayang ayah"

"Ayah tau" ayah tersenyum dan memeluk putri sulungnya ini

Keesokan harinya memang benar ayah pergi dinas lagi ke luar kota. Setiap ayah keluar kota selalu membuat Nana ketar ketir dengan kemungkinan kemungkinan yang terjadi pada Bunda

Kini keseharian Nana disibukkan dengan mengawasi gerak gerik Bundanya. Dan dia terkadang pergi keluar mencari buku buku entah itu Novel atau buku khusus puisi. Dan terkadang dia masih hang out dengan empat kutil nya, ternyata sekarang Ilham dan Langit sedang giat giatnya belajar untuk mengikuti ujian mandiri

Tak jarang pula Salma menginap di rumah Nana. Alde? Nana sendiri pun tidak yakin dengan kabar Alde setelah terakhir sebulan lalu bertemu di rumah Diva. Lo apakabar Al? Lo baik baik aja kan?

HOPE(less)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang