BAB 37

83 4 0
                                    

Alde dan Aleina sangat bersyukur karena mereka diizinkan untuk bersatu kembali. Disamping mereka bahagia, ada seseorang yang sedang mempersiapkan semuanya untuk langkah yang lebih lebih dari kemarin. Semoga pasangan ini bisa menghadapi semuanya, semoga

Begitupun Alde, sekarang ia sedang dikosannya mengingat omongan papanya yang membuat ia harus berjuang sejauh ini

Flashback On

Pagi hari, Alde merasa panas sekali sampai tubuhnya menggigil. Dan Mama Ratih terus menerus mengompres anaknya yang sakit. Alde mengingat sebelumnya, tadi malam Aleina meminta putus. Semakin dipikirkan semakin pusing, dia memilih untuk tidur.

Dua hari, keadaanya terus murung. Ketika dia sedang berada di balkon kamarnya karena keadaannya sudah membaik, ada yang mengetuk pintu dan ternyata itu papanya

"Jiwa nya disini pikirannya melayang kemana mana"

Alde menoleh dan melihat sang Papa duduk di soffa yang ada dikamarnya

"Pa"

"Mama mu khawatir sudah dua hari kamu tidak keluar kamar"

Alde hanya diam, dan duduk bersebrangan dengan sang papa. Dia terus menerus bergelut dengan pikirannya sendiri

"Any problem?"

Alde menilik papanya yang sedang menatapnya

"It's ok kalo ngga ada yang mau didiskusiin sama Papa"

Papa Gilang membawa majalah dari meja, dan Alde menutup matanya dan menghembuskan napasnya perlahan

"Pa"

"Ya?"

"Ale Pa"

"Kenapa dia?"

"Dia tiba tiba minta putus sama Al, padahal Al juga ngga tau kenapa dia tiba tiba kaya gitu. Sikapnya akhir akhir ini selalu aneh, sampe malem kemaren ketika Al nekat dateng ke rumah dia buat minta penjelasan, dia malah makin jauh dari gapaian Al pa"

Alde tak berani melihat papanya, dia arahkan pandangannya ke lantai

"Al papa yakin sangat yakin malah anak papa ini udah dewasa. Udah bisa menilai mana yang baik untuk tinggal di sisi kamu mana ya engga, Papa cuma bilang kamu laki laki yang mencintai gadisnya harus berani berjuang atas hubungan kalian. Apapun itu sekalipun kamu harus mengorbankan diri kamu. Perjuangan merupakan harga diri bagi seorang lelaki. Dan jika seorang wanita tiba tiba menjauh seperti itu, kamu pun tak bodoh kan untuk menilai bahwa ada yang tidak beres?"

Alde sontak mengangguk dengan perkataan Papa membuat hatinya sedikit tenang. Dan papa masih melanjutkan

"Papa ngga pernah ngajarin anak anak papa buat menjadi pecundang dalam sebuah hubungan. Jikapun memang harus selesai, selesai dengan baik karena kalian memutuskan bersama secara baik baik pula bukan? Berjuang nak, sampai dimana kamu tau apa yang terjadi tinggal nanti kamu liat apakah semesta masih mengizinkan kalian bersama apa tidak"

Papa beranjak dari tempat duduknya dan menepuk bahu Alde
"Fight for your relationship"

"Makasih pa"

Flashback Off

Ya, memang apa yang diucapkan papanya adalah benar. Itulah kenapa Alde melakukan beberapa cara untuk mendapat penjelasan dari Aleina

Dua hari ini memang tidak ada perkuliahan karena diadakan sidang yudisium angkatan atas. Dan Aleina juga Alde menghabiskan waktunya jalan jalan, membayar waktu kemarin yang hilang

Sampe Alde membawa Aleina ke bukit yang banyak bintang persis ketika mereka belum memiliki ikatan meskipun dengan tempat berbeda. Alde mendapatkan telfon dari Mamanya yang membuat Aleina tersenyum

HOPE(less)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang