Kring..., kring....
Seorang gadis yang masih bermanja dengan kasur terbangun karena suara jam weker yang terasa memekakkan telinga, segera ia meraih jam di atas nakas, dan mematikannya. Gadis itu lantas duduk sembari bersandar di headboard guna mengumpulkan nyawanya yang masih belum pulih.
Rasa kantuk dan hawa dingin yang menerpa kulit membuat bulu kuduknya berdiri, ditariknya selimut guna menutupi sebagian tubuhnya dan berniat untuk tidur lagi.
"Anak gadis bangun! jangan sampai telat, hari ini sekolah." Teriak seorang wanita dari luar kamar. Suara itu mengurungkan niat sang gadis untuk melanjutkan tidurnya.
"Iya, Bun. Davina udah bangun, nih." Jawabnya.
Yah gagal tidur lagi, mana dingin banget. Batin Davina.
Gadis itu, Davina Anindira Maheswari. Orang-orang biasa memanggilnya Davina.
Davina berjalan gontai menuju kamar mandi. Dua puluh menit ia habiskan waktunya di dalam kamar mandi, kemudian keluar menggunakan pakaian putih abu lengkap dengan atributnya.
Selesai melaksanakan rutinitas pagi dan membereskan tempat tidur, Davina segera menggendong tas orangenya dan kemudian meraih paperbag di atas meja belajar. Ia berjalan menuruni satu persatu anak tangga, kemudian menuju meja makan yang disana sudah ada sang bunda.
"Bun, Davina berangkat, ya." Pamit Davina pada sang bunda.
"Kamu gak sarapan dulu?" tanya bundanya.
"Ngga, Bun. Nanti aja di sekolah." Jawab Davina mencium tangan bundanya lalu pamit.
Davina berjalan kaki menuju halte bus yang berjarak 300 meter dari komplek perumahannya. Ia harus cepat agar tidak ketinggalan bus dan sampai di sekolah tepat waktu. Jika tidak, hadiah istimewa dari guru BK menanti. Membersihkan toilet, menyapu halaman belakang sekolah yang begitu luas atau bahkan berlari mengelilingi lapangan. Davina bergidik ngeri membayangkannya.
"Rasanya Sabtu dan Minggu terlalu cepat berlalu dan Senin terlalu panjang untuk di lewati." Gumam Davina.Next
Jangan lupa tekan bintang di bawah ya comment dan share ke teman-teman kalian juga🤗
See you on next part👋
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVINA (COMPLETED)
Teen FictionTerbelenggu oleh rasa yang mengikatnya pada seseorang di masa lalu, dan bayang-bayang akan kenangan indah bersama seseorang di masa lalunya memaksa Davina membangun dinding pembatas antara dirinya dan orang-orang yang berada disekitarnya, juga terha...