Davina menghentikan langkahnya, Matanya berbinar melihat banyaknya wahana dan para pedagang yang memenuhi beberapa kawasan di pasar malam
"Mau naik apa dulu?" tanya Naufal berdiri di samping Davina
"Bianglala"
"Yakin nih mau naik bianglala? Gak takut ntar jatuh?" ledek Nafal
"Nggaklah, jangan-jangan kamu yang takut ketinggian" tunjuk Davina bergantian kearah Naufal dan bianglala yang sedang berputar
"Nggaklah, aku beli tiket dulu kamu tunggu di kursi sana aja" tunjuk Naufal ke arah kursi kosong dekat loket pembelian tiket.
"Iya sana cepetan, Fal!"
Naufal datang menghampiri Davina dengan membawa dua lembar tiket bianglala. "Ayo naik!" Naufal menggenggam tangan Davina.
Mereka duduk bersebrangan di dalam sebuah bianglala yang sedang berputar, ketika bianglala yang ditempati Davina dan Naufal berada ditempat paling atas, bukan rasa takut yang menyerang Davina namun rasa takjub melihat pemandangan malam hari dari ketinggian, gemerlap lampu kota memberikan kesan indah membuat Davina tersenyum kearah Naufal.
" gimana? Suka gak Na?"
"suka, suka banget, makasih ya Fal udah lama aku gak main ke pasar malam dan liat pemandangan kota dari ketinggian seperti sekarang" ungkap Davina bahagia
"it's my pleasure, I'm happy to see you smile"
"and it's because of you" balas Davina tersenyum.
Setelah mencoba banyak wahana di pasar malam, Naufal yang melihat Davina mulai kelelahan berinisiatif mengajak Davina untuk duduk di dekat stand eskrim.
" tunggu bentar ya Na" ucap Naufal lalu pergi menghampiri penjual ice cream.
"Pak,eskrimnya dua ya" ucap Naufal
" Siap atuh, Mau yang rasa apa?" tanya bapak penjual eskrim ramah
"Vanilla sama coklat aja" jawab Naufal
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVINA (COMPLETED)
Ficção AdolescenteTerbelenggu oleh rasa yang mengikatnya pada seseorang di masa lalu, dan bayang-bayang akan kenangan indah bersama seseorang di masa lalunya memaksa Davina membangun dinding pembatas antara dirinya dan orang-orang yang berada disekitarnya, juga terha...